Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bengawan Solo Tercemar Ciu, Sungai Menghitam hingga Bau Alkohol

Kompas.com - 06/11/2019, 18:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Warna air sungai tiba-tiba menghitam. Ikan-ikan pun terlihat mengapung dan mati.

Parahnya lagi, pasokan air bersih untuk warga di Semanggi, Pasar Kliwon, menjadi berkurang, kerena operasional instalasi pengolahan air (IPA) Semanggi, terganggu.

Menurut Purnomo, petugas pengambilan air baku (Intake) Semanggi di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/11/2019), air sungai Bengawan Solo diduga tercemar limbah cair alkohol atau yang sering disebut ciu.

"Warna air Sungai Bengawan Solo berubah hitam pekat dan berbau alkohol sejak Jumat," katanya, Selasa (5/11/2019).

Purnomo menjelaskan, akibat kondisi tersebut, selama dua hari IPA Semanggi tidak beroperasi karena air baku dari Sungai Bengawan Solo tidak bisa diolah.

Hal ini membuat suplai air bersih untuk warga di sekitar sungai Bengawan Solo menjadi terganggu.

Selain IPA Semanggi, ada dua intake lainnya yang tercemar, yaitu Intake Jebres dan Jurug.

Lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya

KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Menurut Purnomo, pencemaran limbah ciu tersebut paling parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Selain warnanya hitam pekat, baunya juga menyengat. Limbah tersebut dialirkan dari Sungai Samin di kawasan Sukoharjo menuju Sungai Bengawan Solo.

"Ini tahunan dan paling parah dari sebelum-sebelumnya karena sampai dua hari lebih. Dulu, paling tidak sampai sehari bisa diolah airnya," katanya.

Sementara itu, Direktur Teknik Perumda Air Minum Solo Tri Atmojo Sukomulyo mengatakan, pengambilan air baku baru dapat dilakukan di Intake Semanggi.

Sementara air baku di intake Jurug dan Jebres masih tercemar limbah ciu.

"Intake Semanggi sudah normal. Tapi yang Jurug dan Jebres masih kondisional. Sementara diambil dari Semanggi," kata dia.

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com