Menurut dia, beberapa waktu yang lalu ada beberapa media yang menyebut bahwa kematian ternak babi secara mendadak di beberapa kabupaten di Sumut dikaitkan dengan virus demam babi Afrika.
Namun, hingga saat ini, hasil laboratorium terdahap sampel yang diambil menunjukkan adanya serangan kolera, bukan virus demam babi Afrika.
"Kalau pun itu ASF, itu bukan kewenangan kita yang menyatakan, tapi menteri," kata Azhar.
Saat ini, Dinas Peternakan Kota Medan diminta untuk mengambil sampel terhadap bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak dan Sungai Bedera di Kecamatan Medan Marelan.
Diberitakan sebelumnya, Camat Medan Marelan M Yunus mengatakan, pihaknya sudah turun langsung ke lapangan untuk memantaiu kondisi di Sungai Bedera.
Pihaknya menemukan ada banyak bangkai babi yang mengapung.
Dia menduga, jumlahnya mencapai ratusan.
"Ini aliran dari beberapa kabupaten hingga mengalir ke wilayah kami," kata Yunus.
Bangkai babi itu sudah diketahui oleh warga sejak empat hari yang lalu.
Keberadaan bangkai itu menimbulkan aroma yang sangat tidak sedap dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Baca juga: Siswi Kelas V SD di Makassar Nekat Mencuri Ponsel, Alasannya Bikin Korban Iba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.