Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Bangkai Babi yang Mengapung di Sungai Bedera Medan Diduga Terserang Virus Kolera

Kompas.com - 06/11/2019, 16:18 WIB
Dewantoro,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Pernah terjadi di 2009

Serangan hog cholera bukan baru pertama kali terjadi di Sumatera Utara. Azhar mengatakan, wabah itu telah memusnahkan babi di Sumut 20 tahun yang lalu.

Sedangkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatetera Utara, Mulkan Harahap mengatakan, wabah itu terjadi pada 2009.

Namun demikian dia tidak merinci berapa banyak populasi ternak babi saat itu.

Sedangkan saat ini, di Sumatera Utara tercatat ada sebanyak 1,2 juta ekor ternak babi. Angka tersebut belum ditambah dari populasi ternak babi milik perusahaan.

"Dari angka itu, ada 4.682 ekor ternak babi yang mati karena hog cholera," katanya. 

Masih aman Dikonsumsi

Azhar menyampaikan, kolera babi sampai saat ini hanya menyerang pada babi.

Meskipun penularannya bisa terjadi melalui udara, tapi hingga kini belum ditemukan virus tersebut menular ke manusia.

Baca juga: Misteri Ratusan Bangkai Babi Mengapung di Sungai di Kota Medan...

Dengan demikian, ternak babi yang terkena hog cholera masih aman dikonsumsi.

Hog cholera, kata dia, berbeda dengan African swan fever (ASF).

Menurutnya, hinga saat ini yang menyerang pada ternak babi di Sumut masih hog cholera. Jika pun ditemukan adanya serangan ASF, maka yang menyatakan itu adalah terletak pada kewenangan menteri pertanian.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com