Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Bayi Mizyan, Kulitnya seperti Plastik, Selalu Menangis Saat Mengelupas

Kompas.com - 06/11/2019, 15:11 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Kondisi memprihatinkan menimpa bayi berusia 6 bulan bernama Mizyan Haziq Abdillah. 

Seluruh kulit tubuh Mizyan terlihat mengering, pecah-pecah, kemudian mengelupas yang membuat bayi tersebut selalu menangis keras.

Mizyan adalah putra dari pasangan Nurul Qomar (31) dan Finki Kurnia (22), warga di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Pada saat tertentu, kulit yang mulai mengering tersebut satu per satu akan mengelupas.

Nurul Qomar mengatakan, biasanya bayinya akan gelisah dan menangis terus jika kulit-kulit kering tersebut mulai mengelupas.

Istrinya, Finki, hanya bisa mengendong anaknya sambil memberi ASI atau sekadar mengayun sambil memohon kepada Tuhan agar penyakit anaknya segera sembuh.

“Kami hanya gendong kalau sudah begitu, atau kami ayun karena kami tahu kalau dia rewel, pasti dia merasa gatal dan pedih,” ujar Nurul Qomar saat dihubungi melalui telepon, Rabu (6/11/2019).

Qomar mengaku anak semata wayangnya tersebut lahir secara normal dan mengalami tumbuh kembang seperti pada bayi pada umumnya.  

Baca juga: Derita Bayi Arini, Kesulitan Menerima ASI karena Alami Sumbing

Benjolan berisi nanah di ketiak

Namun, saat berusia tiga bulan, pada ketiak bayinya terdapat benjolan sebesar kacang yang berisi cairan yang perlahan berubah menjadi nanah.

“Munculnya di ketiak. Benjolan itu mengandung carian bening, kemudian bernanah,” imbuhnya.

Karena tempat tinggalnya berada di wilayah perbatasan dan masih jauh dari rumah sakit umum di Nunukan, Qomar hanya membawa anaknya berobat ke puskesmas pembantu di Tulin Onsoi.

Selain membawa ke puskesmas terdekat, Qomar juga sempat membawa bayinya berobat ke Kabupaten Malinau yang lebih dekat dari rumahnya.

Benjolan berisi nanah tersebut sempat sembuh, tetapi seminggu kemudian pada lipatan kulit Mizyan tumbuh bintik bintik merah dan ruam seperti bayi yang terkena kerumut (bahasa daerah untuk ruam merah pada kulit karena biang keringat).

Ruam merah tersebut lambat laun menyebar hampir ke seluruh tubuh bayi yang baru berusia tiga bulan pada saat itu.

Kali ini Qomar membawa buah hatinya tersebut ke dokter spesialis kulit di Kota Tarakan. Seminggu kemudian bintik-bintik merah dan ruam merah sembuh dengan diberikan obat salep.

Baca juga: Derita Bayi Serafina, Kena Kanker Kulit dan Tak Bisa Diobati Medis karena Miskin

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com