Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ternak Babi di Karo Mati Mendadak, Warga dan Peternak Resah

Kompas.com - 06/11/2019, 14:46 WIB
Hendri Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KABUPATEN KARO, KOMPAS.com - Kasus matinya ratusan ekor ternak babi milik warga dari beberapa wilayah di Kabupaten Karo, masih misterius.

Hingga saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan ratusan hewan ternak itu mati mendadak.

Hal itu membuat masyarakat khususnya peternak babi di Karo merasa khawatir. 

Menurut data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo, saat ini kematian babi milik peternak sudah mencapai lebih kurang 300 ekor.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Karo ,Ir Matehsa K Purba, saat ditemui di ruangakerjanya, Jalan Veteran, Kabanjahe, Rabu (6/11/2019).

Baca juga: Misteri Ratusan Bangkai Babi Mengapung di Sungai di Kota Medan...

"Memang kemarin data yang kita terima itu, ada 207 ekor yang mati, tapi sekarang ada sekitar 300 ekor lebih kurang. Kematian yang paling banyak itu berada di Kecamatan Laubaleng," katanya.  

Dia menjelaskan, kemarin pihaknya sudah menghubungi Balai Veteriner Medan untuk dilakukan pengecekan.

Namun, hingga saat ini mereka belum menerima hasil laboratorium yang menyatakan apa penyebab hewan-hewan tersebut mati.

"Kita kemarin sudah minta Balai Veteriner untuk mengecek, tapi sampai sekarang kita belum dapat hasilnya. Sudah kita coba menghubungi balai, tapi sampai saat ini memang belum dijawab," katanya.

Baca juga: Ratusan Bangkai Babi Mengapung di Sungai Bedera Medan, Jumlahnya Terus Bertambah

Penyemprotan disinfektan

Menanggapi keluhan dari masyarakat khususnya peternak, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo menggelar sosialisasi dan penyemprotan disinfektan ke peternakan yang ada di Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Karo Herniwaty boru Peranginangin menjelaskan, dalam sosialisasi ini pihaknya memberikan pemahaman mengenai perawatan dan pemeliharaan ternak sesuai prosedur agar tidak terjangkit penyakit bagi hewan ternak babi.

"Karena secara tidak langsung, tanpa kita sadari virus tersebut yang membawa itu adalah kita manusia. Jadi kita berikan pemahaman kepada para peternak," katanya.

Baca juga: Hampir 2.000 Ekor Ternak Babi di Sumut Terjangkit Hog Cholera, Amankah Dagingnya Dikonsumsi?

Dirinya menyebutkan, untuk mencegah penyebaran penyakit peternak harus steril saat memasuki dan keluar dari kadang.

Mulai dari alas kaki, baju, dan barang-barang yang dibawa. Selain itu, pemberian pakan untuk hewan ternak juga harus diperhatikan.

Setelah sosialisasi, pihaknya langsung melakukan penyemprotan desinfektan ke kandang dan hewan milik peternak.

Sebelum memasuki kandang, petugas yang melakukan penyemprotan terlebih dahulu menggunakan baju khusus.

Kemudian, setiap kandang dan hewan ternak langsung disemprot dengan cairan disinfektan.

Baca juga: Puluhan Babi di Tapanuli Utara Mati Terserang Virus Hog Cholera

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com