Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Viral, Jembatan Peninggalan Belanda Akses Warga Grobogan Akhirnya Jadi Perhatian Pemerintah

Kompas.com - 05/11/2019, 22:36 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meninjau jembatan peninggalan belanda di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang hilang terbawa arus sungai puluhan tahun lalu, Selasa (5/11/2019) sore.

Jembatan yang menghubungkan Dusun Sidorejo, Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari menuju Dusun Peting, Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung aktivitas serta akses penunjang perekonomian.

Sejak jembatan penghubung antar kecamatan yang membelah sungai itu tak ada, warga harus memutar hingga 40 kilometer atau hampir sejam perjalanan darat saat musim penghujan. 

Namun saat kemarau, warga pun memanfaatkan jembatan darurat sepanjang 15 meter yang ada di dasar sungai yang telah mengering akibat kemarau itu. 

Jembatan kayu usang selebar setengah meter, swadaya warga itu tak sepenuhnya menyambungkan antar kecamatan.

Pengendara masih harus melintasi medan menanjak dan menurun dari sungai yang telah menjadi daratan itu.

Sejatinya jembatan itu hanya sementara, tak bisa difungsikan saat musim penghujan karena tertutup sungai.

Pemerintah desa setempat sudah berupaya mengajukan bantuan permohonan ke Dinas PUPR Grobogan, Pemkab Grobogan, DPRD Grobogan untuk pembangunan jembatan.

Namun, hingga saat ini tak ada respons yang jelas.

"Sampai akhirnya setelah kemarin viral diberitakan, kami ditelepon bahwa Kementerian PUPR akan meninjau lokasi hari ini. Alhamdulilah, semoga jembatan yang kami idamkan segera terealisasi," kata Kepala Desa Bandungsari Ledy Heriyanto, saat mendampingi tim Kementerian PUPR mensurvei lokasi.

Baca juga: Penjajah Saja Bangunkan Jembatan, Kenapa Pemerintah Sendiri Tak Sudi?

Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meninjau lokasi bekas jembatan peninggalan belanda di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang hilang terbawa arus sungai puluhan tahun lalu, Selasa (5/11/2019) sore.KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meninjau lokasi bekas jembatan peninggalan belanda di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang hilang terbawa arus sungai puluhan tahun lalu, Selasa (5/11/2019) sore.
Dijelaskan Kanto, jembatan peninggalan belanda sepanjang 50 meter itu dulunya menjadi satu-satunya akses tercepat masyarakat menuju perkotaan, hingga akhirnya perlahan lenyap akibat arus dan diterjang banjir.

Saat itu pula warga menjadi kesusahan karena harus menempuh jarak yang jauh untuk keluar dari desa.

"Mayoritas warga saya adalah perajin batubata, genteng dan sejenisnya. Untuk diangkut menuju kota harus memutar hingga hitungan jam. Kalau ada jembatan hitungan menit. Tolong bangunkan jembatan bagi kami. Semoga kedatangan tim Kementerian PUPR ke sini bisa merealisasikan jembatan," ucap Kepala Desa Karangasem Kanto.

Beberapa petugas perwakilan Tim Kementerian PUPR berbagi tugas saat menindaklanjuti keluhan dan harapan masyarakat agar dibangunkan jembatan yang berada di ketinggian 15 meter dari permukaan tanah tersebut.

Ada yang mencatat keterangan warga hingga kepala desa, ada yang mengecek dan melakukan pengamatan di lokasi, ada juga yang mengoperasikan drone.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com