Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Buruh Bengkel Rakit Helikopter Atasi Macet | Ibu Bupati TTU Tetap Jualan Sayur di Pasar

Kompas.com - 05/11/2019, 06:39 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

Bagi Margaretha, dia tidak ingin membebani putranya yang saat ini menjabat sebagai Bupati TTU.

Sejumlah bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh putranya ditolak oleh Margaretha dan suami.

"Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," katanya kepada Kompas.com, Kamis (16/8/2018).
Margaretha pun selalu menasihati putra untuk bekerja dengan baik untuk rakyat.

"Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik untuk rakyat dan jaga nama baik keluarga," ucapnya.

Baca berita selengkapnya: Anak Jadi Bupati, Suami Istri di NTT Tolak Fasilitas Mewah dan Tetap Berjualan Sayur di Pasar

4. Mimpi ribuan warga Dusun Sidorejo miliki jembatan sendiri

Selama ini, ribuan masyarakat yang berdomisili di Dusun Sidorejo, Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari, harus berputar hingga 40 kilometer untuk menuju Dusun Peting, Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan.

Begitu juga warga di lokasi sebaliknya. Padahal, waktu tempuh perjalanan darat hingga satu jam tersebut bisa dipersingkat apabila ada jembatan sepanjang lebih kurang 50 meter yang membelah sungai di lokasi setempat.

Saat musim kemarau adalah saat-saat yang menguntungkan bagi para warga di pelosok Kabupaten Grobogan tersebut.

Alasannya, sungai yang jadi pemisah antar dua kecamatan tersebut airnya surut, bahkan kering.

Warga pun bisa melintasi dasar sungai itu untuk akses perekonomian dan sebagainya, ketimbang harus memutar puluhan kilometer.

Baca berita selengkapnya: "Penjajah Saja Bangunkan Jembatan, Kenapa Pemerintah Sendiri Tak Sudi?"

5. Kakek Suhendri dan hutan buatannya

Hutan kota milik Suhendri Kakek 78 Tahun di Tenggarong Kutai Kartanegara, Kamis (31/10/2019). KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON Hutan kota milik Suhendri Kakek 78 Tahun di Tenggarong Kutai Kartanegara, Kamis (31/10/2019).

Seorang kakek berusia 78 tahun asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, berharap hutan buatannya di tengah Kota Tenggarong akan terus dijaga dan dirawat.

Alasan Suhedri, nama kakek itu, perjuangan untuk menyediakan oksigen bagi masyarakat Tenggarong yang telah dirintisnya sejak 1986 itu sudah melalui cobaan yang tidak mudah.

"Saya menyiapkan oksigen bagi masyarakat di kota ini," kata Suhendri.

Salah satu pengalaman yang tak pernah dia lupakan adalah saat menolak tawaran senilai Rp 10 miliar untuk lahan 1,5 hektar miliknya itu.

“Saya tidak jual. Saya harap ada orang yang bisa melanjutkan merawat hutan ini meskipun bukan keluarga saya,” ujar Suhendri saat berbincang di kediamannya bersama Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

Baca berita selengkapnya: Tolak Rp 10 Miliar demi Jaga Hutan, Kakek Suhendri: Oksigen bagi Warga

(Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere, Kontributor Sukabumi, Budiyanto, Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor: Abba Gabrillin, Michael Hangga Wismabrata, Candra Setia Budi, Sabrina Asril, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com