Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Setahun Siswa SMP di Blitar Dibully dan Dianiaya Teman Kelas, Dada Nyeri hingga Enggan Sekolah

Kompas.com - 04/11/2019, 19:17 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Penganiayaan di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang siswa SMP berinisial YA (12) di Blitar, Jawa Timur.

YA, siswa yang masih menapaki tahun pertama di sekolahnya itu, menerima kekerasan berupa pukulan, tendangan, maupun jenis kekerasan fisik dari teman sekolahnya.

Ibu YA, ST (46) mengatakan, peristiwa terakhir terjadi pada 28 Oktober 2019 lalu. Pada peristiwa itu selain kekerasan fisik, keluarga korban mendapat kabar adanya dugaan pelecehan seksual saat korban tengah tidak sadarkan diri.

Sejak penganiayaan itu pula kini anaknya tidak mau pergi ke sekolah karena takut dan trauma. Apalagi ada pelaku yang mengancamnya.

"Sudah seminggu ini di rumah saja," ujar ST melalui sambungan telepon, Senin (4/11/2019).

Baca juga: Pura-pura Terserempet, 17 Perampok Aniaya dan Buang Sopir Truk, Kontainer Dibawa Lari

ST menjelaskan, perundungan itu terjadi secara berulang sejak setahun terakhir. Bahkan selama rentang waktu itu anaknya sempat pingsan hingga enam kali akibat perlakuan teman sekolahnya.

Meski cukup bersabar, tentu kondisi tersebut membuat cemas keluarga. Untuk memastikan kondisi kesehatan anaknya, saat pingsan kali keempat, keluarga sempat membawanya ke rumah sakit dan juga foto rontgen karena keluhan nyeri dada.

"Sampai sekarang foto rontgen-nya masih saya simpan," ungkap ST.

ST sudah berupaya menemui pihak sekolah untuk mencari solusi atas apa yang menimpa anaknya itu.

Keluh kesahnya hanya tersampaikan kepada pihak BK lantaran kepala sekolah cukup sulit ditemui.

Pada perundungan terakhir itu, ST juga tidak bisa menemui kepala sekolah. Upayanya hanya mentok melalui sambungan telepon saja dan hasilnya pun tidak memuaskannya.

Pihak keluarga yang diwakili S (46), ayah korban, akhirnya memutuskan menempuh jalur hukum dengan melaporkannya kepada polisi.

Keluarga hendak menuntut keadilan atas apa yang menimpa anaknya.

"Bapaknya kemarin lapor polisi," jelas ST.

Sementara itu, pihak sekolah menyatakan proses penyelesaian sedang berlangsung dan tengah menunggu hasilnya.

Pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya penanganan yang dilakukan oleh kepolisian.

"Sudah ada yang nenangani semua. Kita membantu apa yang bisa dibantu," ujar SB, kepala sekolah korban saat dihubungi melalui ponsel.

Meski demikian, tidak banyak yang bisa digali dari SB, misalnya tentang pola pengawasan siswa mengingat peristiwa itu terjadi berulang karena SB buru-buru mengakhiri percakapan.

Baca juga: Diduga Cemburu, Napi Ini Bersekongkol Aniaya Istrinya dengan Air Keras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com