Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMA dan Mahasiswa di Bandung Rentan Bunuh Diri, Unpad Lakukan Penelitian

Kompas.com - 04/11/2019, 10:55 WIB
Reni Susanti,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Fakultas Kedokteran bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan penelitian besar-besaran terhadap siswa SMA dan mahasiswa perguruan tinggi di Bandung.

Penelitian ini nantinya akan dijadikan modul untuk intervensi pencegahan bunuh diri di kalangan SMA dan perguruan tinggi.

“Karena fase usia 15-29 tahun itu rentan bunuh diri. Yang kami amati, yang paling banyak (bunuh diri) ada di usia itu,” ujar Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Unpad, Veranita Pandia, saat dihubungi, Senin (4/11/2019).

Baca juga: Viral Bupati Bandung Barat Ditagih Utang Rp 25 Juta oleh Pensiunan PNS

Veranita mengatakan, penelitian ini akan menghasilkan modul yang diharapkan bisa menolong pelajar dan mahasiswa itu.

Modul itu salah satunya akan membahas tentang pelatihan kesadaran diri, resiliensi, dan upaya menolong mereka untuk bisa menghadapi tantangan hidup.

Seperti diketahui, tingkat bunuh diri meningkat di kalangan anak muda. Bahkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua pada kelompok usia muda (15-29 tahun).

Di Jakarta, sambung Veranita, hasil penelitian di tingkat SMA menyebutkan, sebanyak 18,3 persen siswa memiliki ide bunuh diri.

Cenderung lemah

Veranita mengakui, anak muda sekarang cenderung lemah. Ada yang tidak tahan sehingga mengalami frustrasi dan tidak mampu menyelesaikan masalah atau problem solving.

“Indikatornya, anak tidak tahan terhadap tantangan, mudah frustrasi. Kalau mendapat tantangan baik di sekolah, pertemanan, keluarga, menghadapi konflik, mereka tidak mampu menyelesaikan, langsung stres,” kata dia.

Baca juga: Di Unpad, Mahfud MD Minta Pihak Kampus Tak Larang Mahasiswa Diskusi

Seharusnya, ketika stres datang, seseorang harus bisa menghasilkan solusi dengan lebih berjuang. Namun, pada sebagian orang, mereka tidak mampu menyelesaikannya.

Salah satu penyebabnya adalah pola asuh. Anak yang dilatih untuk kuat dan mandiri oleh orangtuanya akan lebih tangguh menghadapi tantangan dalam hidupnya.

Untuk itu, ia berharap modul ini akan sangat membantu.

“Penelitian akan dilakukan di Kota Bandung dulu sebagai pilot project. Penelitian dilakukan akhir tahun ini,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com