"Kami mendatangi lokasi karena ini razia, jadi langsung penertiban," kata Abdul dalam keterangan pers, Sabtu malam.
Abdul mengungkapkan, pihaknya tidak menyangka akan ada aksi massa terkait penertiban itu.
Ia pun sebelumnya sudah merasa yakin dengan kekuatan rombongan yang terdiri dari Pol PP Provinsi dan Pol PP Pemkab Belitung Timur.
Namun, setelah dilakukan penertiban ada serangan balik dari para penambang dan masyarakat yang jumlahnya diperkirakan 50 orang.
Massa membawa balok kayu dan senjata tajam.
Baca juga: Sempat Terkepung Saat Penertiban Tambang, Ini Kata Wagub Babel
Penerbitan tambang timah ilegal yang dilakukan rombongan Wakil Gubernur Kepualuan Bangka Belitung Abdul Fatah, dan rombongan ternyata tak melibatkan Polres dan Pol PP Pemkab Belitung.
Alasa tak melibatkan Polres dan Pol PP setempat dikhawatirkan razia tersebut akan bocor.
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan, penertiban tidak berkoordinasi dengan Pemkab Belitung.
"Seluruhnya dari Pol PP provinsi," kata Isyak kepada Kompas.com, Sabtu.
Sementara itu, Kapolres Belitung AKBP Yudhis Wibisana menyayangkan operasi penertiban yang dilakukan tanpa koordinasi dengan pihak kepolisian setempat.
Bahkan Pol PP Pemkab Belitung juga tidak dilibatkan.
"Kami tidak ada melindungi aktivitas tambang ilegal. Mereka itu (penambang) kucing-kucingan. Sudah sering ditertibkan, muncul lagi. Barang buktinya banyak di Polres," katanya
Baca juga: Wagub Babel Dikepung Massa Saat Razia Tambang, Polres dan Pol PP Setempat Tidak Dilibatkan
Kabag Humas Pemprov Babel Irwanto mengatakan, pasca-kejadian tersebut, Wakil Gubernur Abdul Fatah dalam kondisi aman.
Sambungnya, dari informasi yang dihimpun, Abdul dan sebagian rombongan dievakuasi ke Mapolsek Sijuk, Belitung.