Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Sumsel: Korban Diksar Menwa Meninggal karena Kekerasan Benda Tumpul

Kompas.com - 03/11/2019, 19:01 WIB
Amriza Nursatria,
Khairina

Tim Redaksi

 

INDRALAYA, KOMPAS.com-Muhammad Akbar, mahasiswa Universitas Taman Siswa Palembang  (Unitas)  yang tewas saat mengikuti kegiatan  Diksar Menwa di Desa Tanjung Baru Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir, Sumatera Selatan akhir Oktober lalu.

Berdasarkan hasil visum dan otopsi dokter forensik Polda Sumsel, korban terbukti mengalami pendarahan di bagian kemaluan, kepala, dan dada.

Luka itulah yang menjadi penyebab korban meninggal dunia saat mengikuti diksar menwa tersebut.

Baca juga: 3 Orang Jadi Tersangka Terkait Tewasnya Mahasiswa Unitas Saat Ikuti Diksar Menwa

Demikian disampaikan Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli dalam komperensi pers terkait tewasnya seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Palembang saat mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa di Ogan Ilir.

Dijelaskan Firli, dari hasil visum dan otopsi ulang dengan melakukan penggalian kuburan korban Muhammad Akbar, terbukti penyebab korban meninggal adalah karena adanya kekerasan benda tumpul pada beberapa bagian tubuhnya. 

Kekerasan tersebut, jelas Firli, mengakibatkan adanya pendarahan pada kemaluan, kepala dan dada yang ditemukan saat dilakukan otopsi.

“Hasil penyelidikan kita dari hasil pemeriksaan saksi, olah TKP dan pemeriksaan visum et repertum terhadap korban, kita mendapat sebuah kesimpulan penyebab kematian yaitu adanya kekerasan benda tumpul pada tubuh korban” katanya

Oleh sebab itu, jika ada kekerasan, jelas Firli, artinya ada yang melakukan kekerasan.

“Dari olah TKP, keterangan saksi dan dilakukan gelar perkara penyidik berhasil menemukan 3 tersangka sementara ini,” jelasnya

Ketiga tersangka itu sendiri masing-masing  R, IS dan KI, ketiganya mahasiswa salah satu universitas swasta di Palembang yang merupakan panitia diksar sekaligus senior korban.

Ketiga tersangka itu saat ini sudah ditahan di tahanan Polres Ogan Ilir untuk didalami keterangannya.

Firli menambahkan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan pemeriksaan barang bukti kemungkinan masih akan ada tersangka lain.

“Dari hasil olah TKP dan keterangan saksi kemungkinan masih akan ada tersangka lain, kita akan memperoses hukum siapa pun yang terlibat secara profesional sesuai hukum ” jelasnya.

Baca juga: Polisi Bongkar Makam Mahasiswa Unitas Palembang yang Tewas Saat Diksar Menwa

Sedang pasal yang diterapkan kepada ketiga tersangka adalah Pasal 170 dan Pasal 351 Ayat 3 KUHP.

Sementara itu, dalam rilis itu diperlihatkan pula barang bukti yang disita, di antaranya pakaian seragam Resimen Mahasiswa (Menwa) milik pelaku, termasuk sepatu laras yang diduga digunakan untuk melakukan kekerasan terhadap korban.

Seperti sudah diberitakan, salah seorang mahasiswa Universitas Taman Siswa Palembang atas nama Muhammad Akbar tewas saat mengikuti Diksar Resimen Mahasiswa di Desa Tanjung Baru Ogan Ilir oktober lalu.

Diduga, Muhammad Akbar mengalami aksi kekerasan dalam diksar tersebut sebab ditemukan sejumlah luka lebam di bagian tertentu dari tubuhnya. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com