Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Polisi Hentikan Ambulans Bawa Pasien | Pemuda Jombang Pekosa 9 Perempuan

Kompas.com - 03/11/2019, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video berdurasi 23 detik merekam adu mulut antara sopir ambulans dengan polisi viral di media sosial.

Di video tersebut, terlihat polisi tampak memaksa untuk mengambil kunci mobil.

Tampak juga seorang pria yan turun dari ambulans dan berkata bahwa ambulans tersebut membawa pasien.

Sementara itu di Jombang, seorang pemuda diamankan polisi karena diduga melakukan pencabulan dan pemerkosaan terhadap 9 perempuan.

Sebagian korban ada yang masih di bawah umur. Selain itu, salah satu korban adalah pacar adiknya yang perkosa pada September 2019.

Berikut berita poluler nusantara selengkapnya:

 

1. Viral video polisi hentikan ambulans

Polisi berhentikan ambulans karena suara sirine di Tebing Tinggi, Sumut, Sabtu (2/11/2019).Tangkapan Layar Instagram Polisi berhentikan ambulans karena suara sirine di Tebing Tinggi, Sumut, Sabtu (2/11/2019).
Video seorang polisi adu mulut dengan sipir ambulans viral di media sosial. Di video berdurasi 23 detik tersebut terlihat polisi yang memaksa untuk mengambil kunci mobil.

Namu upaya itu ditepis oleh sang sopir. Polisi tersebut tiba-tiba memukul sopir.

Merasa tak senang, sopir ambulans turun dan mendorong polisi tersebut.

"Kami bawa pasien ini," ucap seorang pria yang juga tampak ikut turun dari ambulans.

Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi di Jalan KF Tendean, Tebingtinggi, pada Sabtu (2/11/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Ambulans tersebut mengantarkan pasien dari RS Sri Pamela ke RSUD Kumpulan Pane, Tebingtinggi.

Baca juga: Viral Polisi Hentikan Ambulans yang Bawa Pasien gara-gara Bunyi Sirene, Sopir Dipukul

 

2. Pemuda Jombang perkosa 9 perempuan

Adi Indra Purnama saat digelandang petugas keluar dari ruang tahanan di Mapolres Jombang, Jawa Timur, Sabtu (2/11/2019).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Adi Indra Purnama saat digelandang petugas keluar dari ruang tahanan di Mapolres Jombang, Jawa Timur, Sabtu (2/11/2019).
Adi Indra Purnama ditangkap polisi karena diduga melakukan pencabulan dan pemerkosaan terhadap 9 perempuan.

Sebagian korban masih di bawah umur.

Salah satu korba adalah pacar adik pelaku asal Tangerang, Banten. Ia diperkosa Adi di penginapan di Desa Tunggorono, Kabupaten Jombang pada September 2019 lalu.

Adi mengatakan, dia mengaku tersinggung karena korban berpacaran dengan adiknya. Untuk membalas rasa sakit hatinya, dia tega memerkosa korban.

"Masalahnya itu, dia pacaran dengan adik saya sendiri," katanya saat ditemui di depan kantor Unit PPA Polres Jombang, Sabtu (2/11/2019).

Baca juga: Pemerkosaan 9 Perempuan di Jombang, Salah Satu Korban Diperkosa karena Pacaran dengan Adik Pelaku

 

3. Dikepung massa, Wagub Babel dievakuasi

Rombongan Wagub Babel Abdul Fatah saat dievakuasi ke Mapolsek Sijuk, Belitung, Sabtu (2/11/2019).istimewa Rombongan Wagub Babel Abdul Fatah saat dievakuasi ke Mapolsek Sijuk, Belitung, Sabtu (2/11/2019).
Rombongan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah, dikepung massa saat mendatangi tambang ilegal di Kecamatan Sijuk, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (2/11/2019).

Abdul membawa 100 personel Satpol PP untuk menertibkan tambang timah ilegal di lokasi itu.

Kabag Humas Pemprov Babel Irwanto mengatakan, pacakejadian, Abdul dalam kondisi aman.

Dari informasi yang dihimpun, Abdul dan sebagian rombongan dievakuasi ke Mapolsek Sijuk, Belitung.

Sementara sebagian rombongan lari ke hutan menyelamatkan diri.

Baca juga: Dikepung Massa, Wagub Babel Dievakuasi ke Mapolsek, Satpol PP Terluka, Sebagian Lari ke Hutan

 

4. Pemuda jombang perkosa 6 saudara sepupu

Adi Indra Purnama diapit oleh Kapolres Jombang, AKBP Bobby P Tambunan (kiri) dan Wakapolres Jombang, Kompol Budi Setiono (kanan), di depan Kantor Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jombang, Jawa Timur, Sabtu (2/11/2019).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Adi Indra Purnama diapit oleh Kapolres Jombang, AKBP Bobby P Tambunan (kiri) dan Wakapolres Jombang, Kompol Budi Setiono (kanan), di depan Kantor Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jombang, Jawa Timur, Sabtu (2/11/2019).
Adi Indra Purnama (24), warga Desa Karang Dagangan, Kecamatan Bandar Kedungmulyo,Kabupaten Jombang, Jawa Timur diamankan polisi karena diduga mencabuli dan memerkosa 9 perempuan.

Sebagian korban adalah perempuan di bawah umur.

Dari 9 korban, 6 di antaranya saudara sepupunya. Mereka berusia antara 16 tahun hingga 19 tahun.

Adi ditangkap setelah salah satu korban melapor ke polisi.

Gadis berusia 19 tahun asal Tangerang, Banten dipaksa berhubungan seksual oleh Adi pada September 2019 lalu.

Baca juga: 9 Korban Perkosaan Pemuda Jombang, 6 Saudara Sepupu hingga Pacar Adiknya

 

5. Pengiriman dokter ke Indonesia Timur berkurang

Sejumlah pasien menjalani perawatan di teras RSUD Haulussy, Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019). Sejumlah pasien kini menjalani perawatan di tenda-tenda yang dibangun di pelataran halaman parkir rumah sakit pascagempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR. ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan Sejumlah pasien menjalani perawatan di teras RSUD Haulussy, Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019). Sejumlah pasien kini menjalani perawatan di tenda-tenda yang dibangun di pelataran halaman parkir rumah sakit pascagempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR.
Wilayah Indonesia timur terancam mengalami kelangkaan dokter spesialis menyusul dibatalkannya Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis oleh Mahkamah Agung.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, sejak beleid itu tak berlaku lagi, pengiriman dokter spesialis ke daerah-daerah terpencil atau kepulauan menurun drastis hingga 50%.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah menerbitkan aturan baru berupa Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2019 mengenai Pendayagunaan Dokter Spesialis (PDS).

Dalam aturan itu, dokter spesialis yang baru lulus diminta secara sukarela bekerja di daerah terpencil selama setahun.

Hanya saja, hal itu tak mempan mendongkrak jumlah dokter di sana.

Baca juga: MA Batalkan Program Wajib Kerja Dokter Spesialis, Pengiriman Dokter ke Indonesia Timur Turun Drastis

SUMBER: KOMPAS.com (Dewantoro, Moh. Syafií, Heru Dahnur | Editor : David Oliver Purba, Jessi Carina, Rachmawati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com