Adi mengatakan, dia mengaku tersinggung karena korban berpacaran dengan adiknya. Untuk membalas rasa sakit hatinya, dia tega memerkosa korban.
"Masalahnya itu, dia pacaran dengan adik saya sendiri," katanya saat ditemui di depan kantor Unit PPA Polres Jombang, Sabtu (2/11/2019).
Baca juga: Pemerkosaan 9 Perempuan di Jombang, Salah Satu Korban Diperkosa karena Pacaran dengan Adik Pelaku
Rombongan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah, dikepung massa saat mendatangi tambang ilegal di Kecamatan Sijuk, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (2/11/2019).
Abdul membawa 100 personel Satpol PP untuk menertibkan tambang timah ilegal di lokasi itu.
Kabag Humas Pemprov Babel Irwanto mengatakan, pacakejadian, Abdul dalam kondisi aman.
Dari informasi yang dihimpun, Abdul dan sebagian rombongan dievakuasi ke Mapolsek Sijuk, Belitung.
Sementara sebagian rombongan lari ke hutan menyelamatkan diri.
Baca juga: Dikepung Massa, Wagub Babel Dievakuasi ke Mapolsek, Satpol PP Terluka, Sebagian Lari ke Hutan
Sebagian korban adalah perempuan di bawah umur.
Dari 9 korban, 6 di antaranya saudara sepupunya. Mereka berusia antara 16 tahun hingga 19 tahun.
Adi ditangkap setelah salah satu korban melapor ke polisi.
Gadis berusia 19 tahun asal Tangerang, Banten dipaksa berhubungan seksual oleh Adi pada September 2019 lalu.
Baca juga: 9 Korban Perkosaan Pemuda Jombang, 6 Saudara Sepupu hingga Pacar Adiknya
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, sejak beleid itu tak berlaku lagi, pengiriman dokter spesialis ke daerah-daerah terpencil atau kepulauan menurun drastis hingga 50%.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah menerbitkan aturan baru berupa Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2019 mengenai Pendayagunaan Dokter Spesialis (PDS).
Dalam aturan itu, dokter spesialis yang baru lulus diminta secara sukarela bekerja di daerah terpencil selama setahun.
Hanya saja, hal itu tak mempan mendongkrak jumlah dokter di sana.
Baca juga: MA Batalkan Program Wajib Kerja Dokter Spesialis, Pengiriman Dokter ke Indonesia Timur Turun Drastis
SUMBER: KOMPAS.com (Dewantoro, Moh. Syafií, Heru Dahnur | Editor : David Oliver Purba, Jessi Carina, Rachmawati)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.