Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Anak Korban Gawai, Dirawat Inap di RSJ hingga Kecanduan Video Porno

Kompas.com - 01/11/2019, 14:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Gara-gara kecanduan game online, 8 pelajar di Semarang terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, di Kota Solo, puluhan pelajar juga tengah ditangani oleh RSJD Dr Arif Zainudin yang berada di Jalan Ki Hajar Dewantara Kecamatan Jebres.

Kondisi yang sama juga dialami oleh tiga pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Ernaldi Bahar Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Ketiga pelajar tersebut terindikasi tak hanya kecanduan game online, tetapi video porno.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Korban kecanduan gawai jadi emosional dan tak mau sekolah

Petugas medis memeriksa kesehatan seorang pemuda berinisial BS (kanan) yang menjalani perawatan terapi di rehabilitasi gangguan jiwa Yayasan Jamrud di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (18/10/2019). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/wsj Petugas medis memeriksa kesehatan seorang pemuda berinisial BS (kanan) yang menjalani perawatan terapi di rehabilitasi gangguan jiwa Yayasan Jamrud di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (18/10/2019).

Menurut keterangan Kepala Instalasi Humas dan Layanan Pengaduan RS Ernaldi Bahar Palembang Iwan Andhyantoro mengatakan, tiga pelajar SMP itu sebelumnya datang diantar orangtua mereka karena mengalami perilaku yang menyimpang.

Antara lain, ketiganya tidak mau sekolah, emosional, dan kerap mencuri untuk membeli kuota internet.

Lalu, setelah dilakukan pemeriksaan, ketiganya dinyatakan mengalami kecanduan gadget hingga akhirnya mengalami perubahan perilaku.

"Tiga orang SMP itu ada yang baru duduk di kelas tujuh, satu pasien diterapi sejak 2018. Sedangkan dua lagi baru-baru ini diterapi. Mereka mengalami gangguan perilaku akibat kecanduan gadget, seperti menonton film porno serta bermain games," ujar Iwan, Selasa (29/10/2019).

Baca juga: Kecanduan Video Porno dan Game, 3 Pelajar SMP Jalani Terapi Kejiwaan

2. Orangtua diimbau waspada perilaku anak berubah

Ilustrasi kecanduan media sosialOcusFocus Ilustrasi kecanduan media sosial

Menurut Iwan, banyak orangtua yang masih belum memahami perubahan perilaku anak terkait kecanduan gawai.

"Saya kira masih banyak anak-anak seperti itu(mengalami gangguan prilaku). Tetapi masyarakat kurang paham dan enggan memeriksakan anaknya ke sini. Karena masyarakat hanya mengira bahwa RSJ hanya melayani orang mengalami gangguan jiwa saja. Padahal tidak, kelainan perilaku juga bisa," ujar dia.

Iwan menduga, masih banyak lagi anak-anak yang menjadi pecandu gadget.

Baca juga: Kecanduan Game Online, Puluhan Pelajar Diobati di Rumah Sakit Jiwa Solo

3. Jumlah pasien berusia remaa di RSJD Kota Surakarta meningkat

Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).

Jumlah pasien anak kecanduan game online yang menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta rata-rata dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga SMA kelas I.

"Akhir-akhir ini ada peningkatan (pasien anak kecanduan game online). Meskipun kadang datang tidak ada keluhan dengan kecanduan game, tidak. Ada yang tidak mau sekolah, tidak mau makan. Pada akhirnya disebabkan karena game itu," kata Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).

Menurut Aliyah, jika sebelumnya sepekan hanya satu pasien, kini hampir setiap hari ada satu hingga dua pasien yang datang.

Baca juga: Cegah Anak Kecanduan Gawai, Wali Kota Bandung Siapkan Program Bagi-bagi Ayam

4. Ciri-ciri anak kecanduan gawai

Ilustrasi kecanduan gawaibowie15 Ilustrasi kecanduan gawai

Aliyah menyebut, anak kecanduan game dapat diketahui dengan ciri-ciri antara lain, setiap hari selalu memegang ponsel, tidak bisa melaksanakan tugasnya, suka membolos sekolah, tidak mau sekolah, tidak mau belajar, dan mudah emosi.

Diakuinya, penggunaan gadget atau ponsel tidak bisa dibatasi. Sebab, dalam aktivitas apapun pasti menggunakan ponsel.

Tapi, bukan berarti penggunaan ponsel terhadap anak tidak bisa dicegah.

Agar anak tidak kecanduan game, seharusnya penggunaan ponsel hanya untuk kegiatan tertentu.

Misalnya mengerjakan tugas sekolah. Selain itu, pada jam tertentu jika ada satu anggota keluarga tidak menggunakan ponsel, semua juga tidak menggunakannya.

Baca juga: 4 Fakta Menantu Curi Ratusan Emas Mertua, Kecanduan Judi "Online" hingga Terancam 7 Tahun Penjara

5. Ada pasien masih duduk di bangku SD

Anak-anak sedang menggunakan gadget di kelasshutterstock Anak-anak sedang menggunakan gadget di kelas

Dari delapan anak yang diduga kecanduan gawai di RSJD Kota Semarang, ada yang masih duduk di sekolah dasar.

Kedelapan anak itu harus dirawat dan menjalani terapi karena kondisi kejiwaannya.

Anak-anak tersebut marah ketika gawai diambil atau sudah tidak bisa diajak komunikasi karena sibuk dengan gawainya.

Menurut Psikolog Klinis RSJD Amino Gondohutomo Sri Mulyani di Semarang, Kamis (31/10/2019), apabila sudah tahap kecanduan, maka harus dilakukan pengobatan.

"Mengganggu aktivitas sehari-hari, kalau sudah sampai adiksi (candu) harus segera diobati. Kondisinya sudah tidak bisa diberitahu, mau tidak mau harus dengan obat untuk menenangkan," ujar dia.

Baca juga: Kecanduan Game Online, 8 Pelajar Dirawat di Rumah Sakit Jiwa

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor: Khairina, David Oliver Purba)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com