Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Ekor Macan Tutul Melintasi Kebun Warga di Sukabumi, Diduga Kehausan

Kompas.com - 01/11/2019, 11:45 WIB
Budiyanto ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Warga Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, Jawa Barat, dihebohkan dengan kemunculan dua ekor macan tutul (Panthera pardus melas) di kebun dekat permukiman.

Dua ekor satwa dilindungi terlihat oleh dua petani yang sedang menunggu kebun semangka di Kampung Cibutun, Senin (21/10/2019) malam lalu.

Terakhir, macan tersebut terlihat pada Kamis (31/10/2019) malam.

"Saya habis nyiram kebun semangka sambil santai dan ngopi di saung ini. Tiba-tiba melintas seekor macan, dan diikuti seekor lagi," ujar Cecep Rusmana (47) saat berbincang dengan Kompas.com di saung kebunnya.

Baca juga: Berkonotasi Masturbasi, Mobil Kopi Ngocok Yuk Diamankan Satpol PP

Cecep sempat kebingungan, karena kedua macan tutul tersebut melintas hanya berjarak kurang dari satu meter di hadapannya.

Apalagi, di saung kebunnya ini juga ada nyala lampu senter, radio yang menyala dan ada api unggun kecil.

Karena penasaran, dia pun mengejar dari belakang dan terus mengikuti kedua ekor macan itu.

Ternyata, kedua macan itu berjalan ke arah sumber mata air Cisatu di Sungai Cibutun yang kering.

"Sepertinya kedua macan itu mencari minum ke sumber mata air Cisatu. Karena di sini lagi kemarau ekstrem sudah tujuh bulan, hutan-hutan banyak yang kebakaran," ujar dia.

Menurut Cecep, dia beberapa kali melihat kedua macan itu. Bahkan dia mengaku sempat dikejar kedua macan saat mengintip bersama salah seorang temannya.

"Saya sempat dikejar. Namun alhamdulillah selamat. Saya sempat loncat tembok irigasi ini," tutur Cecep sambil menunjukkan tembok irigasi dengan ketinggian sekitar 1 meter di aliran Sungai Cibutun.

Hal senada diungkapkan Endang Surahmat (43) yang juga memiliki kebun semangka di desa setempat. Dia juga beberapa kali melihat dua ekor macan tutul yang melintas di kebun-kebun milik masyarakat.

"Awalnya sama seperti Kang Cecep. Malam itu saya juga sedang ngopi di saung kebun saya. Tiba-tiba ada macan melintas. Selain malam itu, kembali melihat dan mendengar suara auman pada malam berikutnya," kata dia.

Untuk membuktikan macan tutul masuk ke areal kebun milik warga, Endang dan Cecep pun menunjukkan jejak-jejak kaki satwa karnivora tersebut yang masih terlihat di tanah.

Kepala Resor Sukabumi, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Barat Agus Miarso mengatakan, hasil klarifikasi dan identifikasi sementara, diketahui bahwa jejak kaki yang ditinggalkan bekas jejak macan tutul.

"Dilihat dari jejaknya dan hasil perbincangan dengan warga yang melihatnya, untuk sementara macan tutul," kata Agus.

Langkah berikutnya, BKSDA akan membentuk tim untuk mengidentifikasi keberadaan macan tutul dan akan memasang kamera di beberapa lokasi.

Hasil dari identifikasi nantinya akan dijadikan sebagai dasar mengambil tindakan berikutnya.

"Untuk sementara, daerah ini memang masuk daerah jelajah macan tutul, karena berada di pinggiran hutan. Namun, karena musim kemarau, macan ini mencari air minum," ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com