Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Warga Cianjur Keracunan Nasi Tumpeng Kenduri

Kompas.com - 31/10/2019, 17:24 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Belasan orang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilarikan ke Puskesmas Sukanagara Cianjur akibat keracunan makanan, Kamis (31/10/2019).

Informasi yang dihimpun Kompas.com dari keterangan resmi kepolisian menyebutkan, korban keracunan sebanyak 19 orang asal Kampung Cikadu, RT 005 RW 006 Desa Sukarame, Sukanagaraa, Cianjur.

Mereka mengalami gejala keracunan seusai menyantap nasi tumpeng yang dihidangkan seorang warga yang menggelar kenduri rumah baru pada Selasa kemarin.

"Namun, para korban baru merasakan gejala keracunan, seperti pusing, mual, dan muntah serta diare sehari setelahnya," kata Kepala Urusan Subbagian Humas Polres Cianjur Ipda Budi Setiayuda, Kamis.

Baca juga: Berkonotasi Masturbasi, Mobil Kopi Ngocok Yuk Diamankan Satpol PP

Budi menyebutkan, penyelenggara kenduri juga turut menjadi korban keracunan sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di puskesmas setempat.

"Dari informasi yang didapat, para korban mengaku mengonsumsi nasi tumpeng. Dugaan sementara, kasus keracunan ini bersumber dari makanan kenduri tersebut," kata Budi.

Polsek Sukanagara telah menerjunkan petugas ke lapangan untuk mengumpulkan informasi dari para korban, termasuk mencari sisa bahan makanan yang diduga sebagai penyebab keracunan.

"Kita sudah koordinasikan dengan pihak dinas terkait untuk uji laboratorium sampel dari barang bukti yang telah diamankan," ujar Budi.

Kepala Puskesmas Sukanagara Tuti Amalia mengatakan, para korban mengalami gejala yang sama seperti mual, buang air besar atau diare dan muntah.

"Para korban sedang kita tangani, diinfus," kata Tuti saat dihubungi.

Baca juga: Bapak 10 Anak Nekat Curi Ponsel untuk Biaya Peringatan Kematian Istrinya

Kendati demikian, pihak puskesmas belum bisa memastikan sumber pasti keracunan, apakah berasal dari makanan kenduri tersebut (nasi tumpeng) atau ada penyebab lain.

Sebab, gejala yang timbul berbeda dengan peristiwa keracunan sebelumnya, yang juga terjadi di Sukanagara.

"Yang keracunan sebelumnya, seusai mengonsumsi langsung merasakan gejala. Namun, dalam kasus ini ada jeda hari dulu," ujar Tuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com