Berdasarkan silsilah, Mahesa Cempaka merupakan kakek dari Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit.
Menurut Wicaksono, berdasarkan catatan sejarah yang didukung penemuan beberapa artefak dari bangunan candi tak jauh dari lokasi penemuan talud, tempat itu dulunya merupakan tempat pemujaan dari Mahesa Cempaka dan Wisnuwardana, pada abad ke-13 masehi.
"Di Kumitir ini, di sisi timur (Keraton Majapahit) dulu pada masa Singasari sudah menjadi tempat pendharmaan dari Mahesa Cempaka dan Wisnuwardana. Di (kitab) Negarakertagama disebut Kumitir, kalau di Pararaton disebutkan Kumeper," ungkap dia.
Baca juga: Dinding Penahan Permukiman Elite Majapahit Diduga Terkubur Endapan Letusan Gunung Berapi
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat PCBM bekerjasama dengan BPCB Jawa Timur melaksanakan ekskavasi penyelamatan Situs Kumitir yang ada di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, sejak Senin (21/10/2019) dan berakhir pada Rabu (30/10/2019).
Situs itu ditemukan warga pembuat bata merah pada 19 Juni 2019 lalu. Awalnya, struktur bata kuno yang ditemukan warga memiliki panjang 21 meter dengan arah orientasi utara-selatan dengan ketinggian 70 sentimeter yang tersusun dari 12 lapis bata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.