“Saya tadinya mau naik KRL tapi tidak bisa lewat, dan akhirnya malah nonton tari-tarian Aceh dan Betawi. Ya, senang-senang saja sih, karena saya juga lagi santai. Toh, setelah pertunjukan jalannya dibuka lagi, dan orang-orang bisa melanjutkan perjalanan,” ujar Syanne Susita (48), Sabtu (26/10/2019).
Warga Pancoran, Jakarta Selatan ini mengatakan karena adanya pertunjukan seni secara rutin tersebut, terowongan yang mendekati Stasiun MRT Dukuh Atas ini menjadi ramai.
“Dulu jalan di situ kosong dan banyak preman. Sekarang dinding terowongan juga dikasih mural, jadi bagus. Namun jalannya ditutup karena ada banyak kegiatan,” kata Syanne Susita (48).
Pagelaran seni dan musik ini tentu menjadi mungkin karena kondisi trotoar yang sudah nyaman dan lapang di DKI Jakarta.
Apalagi sejak 2017 hingga 2019 telah dilakukan revitalisasi trotoar sepanjang 264 kilometer (km) di 5 wilayah kota administrasi di DKI Jakarta.
Salah satu hasil revitalisasi trotoar yang dijadikan percontohan adalah trotoar di Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH. Thamrin. Jalur pedestrian yang direvitalisasi pada 2017-2018 sekarang memiliki lebar 8 hingga 12 meter.
Alfred Sitorus dari Koalisi Pejalan Kaki menilai, pelebaran jalan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah sesuai standar.
"Kami perlu mengapresiasi setiap pembenahan yang ada di Jakarta. Apapun ceritanya, setiap ada pembenahan kami pasti apresiasi," kata Alfred, seperti dimuat Kompas.com Rabu (24/7/2019).
Ia mengatakan, konsep pelebaran trotoar sudah sesuai standar dengan menggunakan konsep road diet. Road diet adalah konsep pelebaran trotoar dengan mengecilkan lebar jalan raya. Konsep ini diusung pemerintah mengingat setiap jalan wajib dilengkapi jalur sepeda.
"Jadi kenapa itu dikecilin jalan rayanya, itu juga di-mix antara jalur pejalan kaki dengan pesepeda," kata Alfred.
Menurut dia, idealnya pejalan kaki membutuhkan ruang sekitar 90 sentimeter untuk satu orang. Kemudian, untuk satu orang yang berkebutuhan khusus atau disabilitas membutuhkan ruang 120 sentimeter.
"Jadi kalau ada dua disabilitas menggunakan kursi roda, berpapasan, jadi otomatis mereka membutuhkan ruang sekitar 240 sentimeter," kata Afred.
Dalam keterangan tertulisnya Pemprov Jakarta menjelaskan, pada 2020 revitalisasi trotoar di DKI ditargetkan mencapai 103 km.
Revitalisasi trotoar pun akan difokuskan di ruas-ruas jalan yang dilalui transportasi umum massal. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas dari dan ke stasiun/halte, serta mewujudkan mobilitas kawasan yang terintegrasi.
Adapun 5 lokasi revitalisasi trotoar yang terintegrasi dengan statiusn MRT adalah Jalan Lebak Bulus Raya yang terintegrasi Stasiun MRT Lebak Bulus, Jalan R.A. Kartini (Stasiun MRT Fatmawati).