Sampai saat ini, menurut Rohim, belum ada warga, terutama yang tinggal di RT 03 yang diungsikan. Karena, lokasi tanah retak jauh dari permukiman.
Namun, ada 8 kepala keluarga (KK) yang tinggal di enam rumah di bawah tebing, kadang diungsikan jika malam hari.
“Di Kampung Pajajar, di bawah, ada rumah yang terancam, enam rumah, delapan kepala keluarga kadang mengungsi kalau (merasa) tidak aman,” katanya.
Hingga Rabu (30/10/2019), menurut Rohim, sedikitnya sudah ada lebih dari 24 kuburan yang jenazahnya sudah dipindahkan dan dikuburkan kembali di tempat yang baru.
Rohim menuturkan, aparat pemerintah dari Kabupaten Garut memang sudah datang memeriksa tanah bergerak di kampungnya.
Baca juga: Siswa SMK di Bantul Ciptakan Inovasi Alat Deteksi Dini Longsor
Bahkan, tim dari geologi pun sudah turun ke kampungnya untuk memeriksa tanah yang bergerak.
“Katanya sih penyebabnya bisa karena adanya lempengan yang patah atau ada sungai di bawah tanah,” jelasnya.
Teteng Abdul Faqih, aparat Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, yang ditemui di lokasi tanah retak mengakui, ada puluhan kuburan yang dipindahkan karena tanah bergerak.
Hingga saat ini, kondisi tanah pun dilaporkan masih mengalami pergerakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.