Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Bripka Ralon Rela Jual Perhiasan Istri untuk Bangun Sekolah di Daerah Terpencil

Kompas.com - 30/10/2019, 12:27 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Bripka Ralon sadar jika hanya mengandalkan gajinya sebagai anggota polisi, tak akan cukup untuk memperbaiki bangunan sekolah yang ada di daerah terpencil, yaitu di Dusun Sialang Harapan.

Menurut anggota Ditlantas Polda Riau tersebut, dirinya baru mengumpulkan dana Rp 12,5 juta, sedangkan total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 14,5 juta.

Lalu, dia pun meminta persetujuan sang istri, Maria Farida Naibaho (30), untuk menjual perhiasan yang dimiliki untuk menutupi kekurangan dana.

"Awalnya uang kami terkumpul Rp12,5 juta, ternyata masih kurang Rp 2 juta lagi. Akhirnya istri saya setuju jual perhiasannya," katanya saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (30/10/2019). 

Seperti diketahui, Dusun Sialang merupakan salah satu permukiman terpencil di Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Baca juga: Kisah Bripka Ralon Manurung Bangun Sekolah di Dusun Terpencil di Riau: Rela Jual Perhiasan Istri

Cerita di balik keinginan Ralon untuk membangun sekolah di daerah terpencil ternyata tak lepas dari masa lalunya.

Ralon menceritakan, saat bersekolah bersama anak suku Sakai di SD 058 Kandis, Kabupaten Siak, dirinya dan teman-temannya harus menempuh belasan kilometer ke sekolah.

Pengalaman tersebut teringat kembali saat mengetahui SD 010 di Dusun Sialang Harapan yang bangunannya sudah tak layak pakai.

SD tersebut sudah dibangun sejak 2006. Namun, sejak itu kondisi sekolah semakin memprihatinkan dimakan usia. 

"SD 010 ada di Desa Batu Sasak. Jaraknya jauh. Anak-anak harus menempuh hutan dan menyeberang sungai. Kalau air sungai naik, mereka enggak bisa ke sekolah," kata pria kelahiran Siantar, 14 Januari 1983, tersebut.

Bergotong royong bangun sekolah

Untuk mempercepat pembangunan sekolah, Ralon juga meminta tukang yang sedang bekerja merenovasi rumahnya untuk membantu bekerja di SD 010.

Sementara itu, warga setempat di sekitar SD 010 juga turut membantu perbaikan sekolah tersebut.

"Saya bertemu dengan tokoh masyarakat di sana, mereka sangat membantu. Jadi saya yang tanggung dana, mereka yang bekerja. Tukang renovasi rumah saya juga saya suruh bantu dulu buat sekolah itu," kata Ralon.

Saat ini, Ralon dan warga telah berhasil menyelesaikan pembangunan dan perbaikan SD 010.

Anak-anak pun akhirnya dapat belajar dengan nyaman. Kini di sekolah itu memiliki 18 murid dan dua guru.

Sementara itu, Ralon mengaku sudah dua kali datang ke Dusun Sialang Harapan untuk melihat sekolah yang didirikannya.

Untuk menuju lokasi, harus ditempuh jarak lebih kurang 12 jam dari Lipat Kain, ibu kota Kecamatan Kampar Kiri.

(Penulis: Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com