Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2019, 11:47 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Peristiwa perusakan SMAN 10 di Bandung oleh sejumlah orang diduga dipicu saling ejek di media sosial.

Polisi menyebut, aksi penyerangan itu berawal dari pertandingan sepak bola antar pelajar yang digelar di Lapangan Sidolig, Kota Bandung pada 25 Oktober 2019.

Saat itu, pelajar dari dua sekolah, yaitu SMAN 10 dan SMK 2, terlibat saling ejek logo sekolah.

Salin ejek tersebut ternyata berlanjut di media sosial yang memicu tindakan penyerangan sekolah mereka.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Berawal dari pertandingan sepak bola

Menurut polisi, peristiwa penyerangan SMA N 10 tersebut terjadi pada di Kota Bandung, Jalan Cikutra, Minggu (27/10/2019) malam.

Selain itu, polisi menengarai penyerangan tersebut berawal dari saling ejek di media sosial pasca-pertandingan sepak bola antar pelajar di Lapangan Sidolig, Kota Bandung.

"Jauh sebelum kejadian di SMAN 10 Bandung, ada selisih paham dengan sekolah SMK 2 Bandung pasca-adanya pertandingan persahabatan olahraga sepak bola Liga Pelajar Indonesia Kota Bandung antarsuporter yang mempermasalahkan logo masing-masing sekolah pada Jumat 25 Oktober 2019 di Lapangan Sidolig Bandung," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Selasa (29/10/2019).

Baca juga: Polisi Sebut Perusakan Sekolah di Bandung Murni Kriminal

2. Saling ejek di medsos berujung saling serang

Menurut Truno, peristiwa saling ejek melalui media sosial dari para pelajar itu berujung saling serang.

"Aksi berlanjut pada Minggu 27 Oktober 2019 dini hari sekira pukul 03.09 WIB (subuh) terjadi pengerusakan di sekolah SMK 2 Jl Ciliwung Bandung dan dilanjutkan sekira pukul 21.15 WIB terjadi pengerusakan Gerbang sekolah dan Pos Satpam SMAN 10 Cikutra Bandung, yang terduga pelakunya masing-masing berkelompok menggunakan sepeda motor," kata Truno.

Truno menambahkan, tindakan penyerangan sekolah merupakan tindakan kriminal murni.

"Perbuatan tersebut murni kriminal (tindak pidana), apalagi sasaran perusakan adalah tempat sekolah atau pendidikan di mana aset bangsa dalam hal ini anak murid sebagai penerus. Siapa pun pelakunya, ia berniat melakukan pembodohan kepada anak bangsa, dan harus menjadi lawan kita bersama. Mengancam dunia pendidikan dalam rangka mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia," kata Truno dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/10/2019).

Baca juga: Kronologi Saling Ejek di Medsos Berujung Perusakan SMAN 10 Bandung

3. Polisi lacak pelaku perusakan

Polisi terus melakukan penyelidikan kasus perusakan sekolah tersebut.

Sejumlah saksi mata dan pemeriksaan CCTV juga terus dilakukan. Untuk sementara, bukti yang terungkap adalah para pelaku datang menggunakan sepeda motor.

"Yang terduga pelakunya masing-masing berkelompok menggunakan sepeda motor," kata Truno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com