Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Pelajar SD dengan Kelas Disangga Tiang Bambu, Bertahun-tahun Ketakutan Kelasnya Ambruk

Kompas.com - 29/10/2019, 22:00 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Sulursari, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kondisinya memprihatinkan.

Tiga ruangan belajar mengajar yakni kelas 4,5 dan 6 nyaris roboh sehingga membahayakan keselamatan jiwa para pelajar dan guru.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, mayoritas material kayu untuk konstruksi bagian bawah dan atap bangunan telah keropos dan rapuh. Sebagian kayu usang itu juga terlihat retak dan patah.

Selain tak berplafon, dinding kelas yang terbuat dari papan kayu juga berlubang dimana-mana. 

Akibat kondisi yang rentan ambruk tersebut, pihak sekolah terpaksa menyiasati untuk menyangga bangunan ruang kelas dengan sejumlah tiang bambu.

Meski sudah tak layak, ketiga ruang kelas tersebut tetap difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar.

Puluhan siswa-siswi SDN 4 Sulursari pun harus menempa ilmu dengan disertai perasaan gelisah.

Baca juga: Kisah Warga di Grobogan yang Kini Bebas dari Krisis Air berkat Mata Air Berusia Ratusan Tahun

Ketakutan kelasnya ambruk

Muh Syarof, siswa kelas 6 SDN 4 Sulursari mengaku prihatin dengan kondisi bangunan ruang kelasnya.

Menurut Syarof, ia dan rekan sekelasnya telah dibuat jengah dengan kondisi kerusakan bangunan sekolah sejak mulai duduk di bangku kelas 4.

Mereka pun berharap pemerintah sudi merealisasikan perbaikan bangunan sekolah demi keberlangsungan dan kenyamanan kegiatan belajar mengajar.

"Kami tak bisa konsentrasi belajar sejak kelas 4 hingga kelas 6 ini. Yang kami khawatirkan jika sewaktu-waktu saat belajar bangunan ambruk. Sering kali kami menengok ke atas. Kami mohon pemerintah bisa memperbaiki sekolah kami," kata Syarof, Selasa (29/10/2019).

Serupa dengan Syarof dan teman sebangkunya yang dihinggapi perasaan takut, Ryan, siswa kelas 5 SDN 4 Sulursari juga merasakan kekhawitaran.

Ryan berujar jika saat memasuki musim penghujan, nyalinya bergidik ketika hujan deras turun mengguyur bangunan kelasnya. 

"Semua menjadi basah. Saya dan teman-teman pun ketakutan bangunan menjadi ambruk. Apalagi saat hujan disertai angin kencang," tutur Ryan.

Baca juga: Soal Dugaan Bullying Pelajar SD di Grobogan, Ini Komentar Ganjar

Permintaan bantuan tidak direspons

Kepala SDN 4 Sulursari, Sunaryo, menyampaikan, bangunan ruang kelas 4,5 dan 6 mulai terlihat mengalami kerusakan sejak tiga tahun lalu.

Dari ketiga kelas itu kondisi terparah adalah bangunan kelas 4 yang sewaktu-waktu kegiatan belajar mengajarnya harus dipindahkan ke perpustakaan sekolah.

Pihak sekolah pun sudah berupaya mengajukan proposal bantuan untuk perbaikan ketiga ruang kelas tersebut kepada pemerintah.

Hanya saja, hingga saat ini belum ada tanggapan serius dari pemerintah.

"Kami berharap sekolah bisa diperbaiki. Sudah kami ajukan proposal tapi tak direspons," katanya.

"Kasihan para pelajar dan guru yang takut sewaktu-waktu bangunan ambruk. Kami hanya bisa mengakali dengan tiang bambu," pungkas Sunaryo.

Baca juga: Bayi Sapi Berkepala Dua Gemparkan Masyarakat Grobogan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com