PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Wulan, warga Desa Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, meminta pihak terkait agar edukasi gizi bagi dirinya dan emak-emak lain dilanjutkan.
Alasannya, dirinya butuh wawasan soal gizi saat merawat bayinya yang berumur enam bulan.
"Kami ingin anak kita tumbuh sehat fisik dan jiwanya," katanya di Posyandu Dahlia Desa Sumber kepada Kompas.com, Selasa (29/10/2019).
Desa Sumber terletak di 2.500 mdpl dan bersebelahan dengan kawasan Gunung Bromo.
Baca juga: Jawa Barat Punya Strategi Jitu Atasi Stunting
Dari edukasi gizi, dirinya mengaku tahu bagaimana merawat dan mengasuh anak.
Selain menjaga pola makan dan memastikan makanan bergizi, mental dan hati anak juga harus dijaga.
"Khususnya ASI. ASI ternyata jauh lebih bagus dari susu formula. Saya baru tahu setelah diberi penyuluhan oleh kader posyandu," tambahnya.
Sukarti, emak muda dengan bayi dua tahun yang digendongnya, juga baru tahu bahwa anak juga butuh perhatian orangtua.
"Selama ini saya dan emak-emak lain sering membiarkan anak main sendiri," katanya kepada pihak Kemenkes RI dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN).
"Ibunya ngerumpi, anaknya main sendiri. Ibunya belanja, anaknya main sendiri. Ternyata gizi buruk dan perilaku orang tua kepada anak juga menyebabkan stunting."
GAIN merupakan NGO yang didanai Kerajaan Belanda dan bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam mengedukasi gizi rakyat Indonesia.
Direktur GAIN Indonesia Ravi Menon mengatakan, GAIN telah mengucurkan dana Rp 1,9 miliar di Kabupaten Probolinggo selama lima tahun terakhir.
Dana itu untuk memberikan edukasi gizi kepada masyarakat. Baik berupa peenyluhan oleh trainer maupun modul-modul gizi.
"Persoalan gizi begitu vital. Gizi yang kurang baik, bisa menyebabkan stunting. Faktor stunting adalah gizi buruk dan lingkungan di mana anak itu tinggal," katanya di Posyandu Dahlia Desa Sumber.
Baca juga: Atalia Ridwan Kamil Akui Angka Stunting di Jawa Barat Cukup Tinggi
Sedikitnya ada tujuh kecamatan dan 12 puskesmas yang menjadi sasaran program GAIN di Kabupaten Probolinggo.