Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganya Jadi Miliarder Berkat Porang, Desa Ini Dirikan Pusat Studi Porang Indonesia (2)

Kompas.com - 29/10/2019, 09:34 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

"Awalnya kami iseng-iseng membuka paket studi porang. Ternyata untuk hati petani Indonesia melirik budidaya porang. Apalagi harganya saat ini terus melejit. Porang basah per kilogram mencapai Rp 12 ribu. Sementara bibit porang (katak) sekilonya mencapai Rp 210 kilogram," jelas Yanto. 

Baca juga: 6 Fakta Mantan Pemulung Sukses Bisnis Porang, Omzet Miliaran Rupiah hingga Cita-cita Umrah Satu Desa

Lewat paket studi itu pula dijelaskan penanaman porang di are terbuka hasilnya lebih memuaskan.

Selain itu untuk memaksimalkan hasil umbi porang, tim memiliki tips khusus dalam hal pemupukan. 

Ia mencontohkan, di daerah lain selama satu tahun satu tanaman porang menghasilkan dua hingga tiga ons umbi. Maka, petani di Desa Kepel bisa menghasilkan satu hinga 1,5 kilogram porang. 

Total petani di Desa Kepel yang berbudidaya porang sudah sekitar 85 persen. Jumlah petani di desa kepel makin banyak menanam porang seiring makin naiknya harga porang. 

Sebelum menanam porang, warga Desa Kepel hanya mengandalkan hasil panen durian, kakao dan cengkeh untuk bertahan hidup. 

Harapannya, makin naiknya harga porang akan menghasilkan satu sarjana untuk satu rumah. Pasalnya, dahulu kebanyakan satu rumah hanya menghasilkan satu lulusan SMA. 

Tak hanya itu, anak-anak yang lulus SMA pun sekarang sudah banyak diajari menaman porang.

Dengan demikian, anak-anak yang lulus SMA namun tak mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi tidak perlu lagi mencari kerja ke luar negeri. 

Kepala Desa Kepel Sungkono mengatakan, paket studi yang dibuat Gapoktan Sarwo Asih akan dijadikan dalam unit Badan Usaha Milik Desa (BumDes).

Masuknya paket wisata dalam unit bumdes itu penting agar pemerintah desa bisa memberikan penyertaan modal hingga berdiri Pusat Edukasi Porang Indonesia di Madiun. 

Tak hanya itu, untuk mewujudkan Pusat Edukasi Porang Indonesia, beberapa perusahaan milik pemerintah sudah memberikan bantuannya dengan program CSR-nya untuk membuat gedung.

Sementara itu, pemerintah desa bekerjasama dengan pihak ketiga berafiliasi dengan UGM menyiapkan bentuk lembaga sehingga edukasi berjalan legal dan baik. 

Bahkan, pihak ketiga yang bekerjasama dengan Desa Kepel nantinya menyiapkan lembaga usahanya, perijinannya sampai ke arah sertifikasi yang diakui.

Harapan dari pusat edukasi, para peserta akan membeli bibit dari desanya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com