DENPASAR, KOMPAS.com - Puluhan truk pengangkut sampah masih mengular di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, Bali, Senin (28/10/2019) sore.
Antrean tersebut sejak TPA Suwung terbakar pada Jumat (25/10/2019) lalu.
Truk-truk sampah tersebut tertahan tidak bisa masuk ke lokasi TPA karena dilarang oleh Pecalang Banjar Adat Pesanggaran, Denpasar Bali.
Kelian Adat Banjar Pesanggaran, I Wayan Widiada mengatakan, pihaknya melakukan blokade karena pemerintah dinilai tak maksimal dalam penanganan sampah di TPA Suwung.
Baca juga: TPA Suwung Kebakaran, Warga Sekitar Diimbau Gunakan Masker
Menurutnya, di TPA Suwung saat ini sudah tak ada lahan lagi untuk membuang sampah.
Sampah yang terus ditumpuk dan tak diolah berakibat terbakarnya TPA Suwung yang terus saja terjadi.
Selain itu, janji untuk menjadikan TPA Suwung sebagai tempat pengolahan sampah juga tak kunjung terealisasi.
"Ini bukan ditutup karena ini sudah tak ada lahan lagi membuang sampah. Karena pengolahan yang dijanjukan tinggal janji," katanya, Senin (28/10/2019).
Baca juga: Kurikulum Pengelolaan Sampah Siap Diterapkan di Semua PAUD Karawang
Widiada meminta kepada Pemerintah Provinsi Bali agar pengolahan di TPA Suwung segera direalisaikan.
Sementara untuk solusi jangka pendeknya, ia mempersilakan untuk mencari tempat lain untuk membuang sampah.
Tak sampai di sana, setelah pengelolaan terealisasi maka harus diujicobakan terlebih dahulu dengan sampah lama yang sudah ada.
Jika memang sudah berhasil maka pihaknya bersedia merundingkan lagi terkait ditampungnya kembali sampah-sampah tersebut.
Baca juga: Di Belakang Rumah Dinas, Bupati Ini Kelola Sampah Jadi Pupuk hingga Campuran Aspal
Pihaknya tetap melakukan penyiraman sebagai upacaya pencegahan munculnya titik api baru.
"Jadi di hari keempat kami siang malam melakukan pemadaman dan memang tadi pagi praktis tak ada lagi asap dan titik api," kata Joni, ditemui di TPA Suwung, Senin.