Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinding Penahan Permukiman Elite Majapahit Diduga Terkubur Endapan Letusan Gunung Berapi

Kompas.com - 28/10/2019, 17:41 WIB
Moh. SyafiĆ­,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Struktur bata kuno yang diduga sebagai talud atau dinding penahan dari permukiman elit Majapahit di Desa Kumitir, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, diduga terkubur endapan letusan gunung berapi. 

Ketua tim ekskavasi struktur bata kuno di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, selama proses ekskavasi, ditemukan lapisan pengubur situs yang identik dengan material letusan gunung yang terbawa lahar dingin atau benda lainnya yang terseret banjir bandang.

 Material tersebut berupa tanah liat, pasir, kerikil serta bongkahan batu andesit. Material pengubur situs berada pada lapisan atas pada bagian situs yang kini sedang digali.

"Saat ini kami fokus pada penggalian lapisan atas. Lapisan atas ini kami sebut sebagai lapisan banjir atau lapisan bencana, materialnya berupa lempung (tanah liat), pasir, kerikil dan bongkahan (batu) andesit." kata Wicaksono kepada Kompas.com, di lokasi, Senin (28/10/2019). 

Baca juga: Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Mojokerto, Diduga Dinding Penahan dari Permukiman Elite Majapahit

Lapisan material yang mengubur bangunan era kerajaan Majapahit tersebut kemungkinan dibawa oleh banjir bandang atau karena letusan Gunung Kelud.

Arkeolog yang bertugas di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur ini menjelaskan, sejak Senin (21/10/2019) lalu, pihaknya melaksanakan ekskavasi situs purbakala berupa bata kuno yang membentuk struktur talud atau dinding penahan tanah. 

Ekskavasi penyelamatan situs tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, melalui Direktorat PCBM bekerjasama dengan BPCB Jawa Timur.

Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhammad Said menjelaskan, berdasarkan penampakan sementara hasil ekskavasi, bangunan kuno yang ditemukan merupakan talud atau dinding penahan kawasan. 

"Kemungkinan sementara, ini merupakan talud. Kemungkinan lainnya, ini adalah Mandapa. Tapi untuk kepastiannya, kita masih perlu melakukan penelitian lagi," katanya.

Ditambahkan, berdasarkan hasil ekskavasi sementara, struktur bata yang ditemukan membentang dari arah utara ke selatan. Saat ini struktur yang berhasil dibongkar sepanjan 50 meter.  

Struktur bangunan kuno itu memiliki lebar 140 sentimeter dengan ketinggian struktur 80 sentimeter. Struktur tersebut tersusun dari 14 lapis bata yang identik sebagai peninggalan Majapahit.

Adapun ukuran bata, memiliki panjang panjang 32 sentimeter, lebar 22 sentimeter, serta memiliki ketebalan 6 sentimeter. Bata tersebut dibuat dengan teknik bata gosok.

Dari struktur yang berhasil dibuka, nampak pilar-pilar pada dinding di sisi timur. Adapun jarak antar pilar, yakni 5,5 meter.

"Untuk struktur ini kami perkirakan panjangnya 200 meter, kemungkinan besar memiliki kaitan dengan struktur lain yang ditemukan sebelumnya, tak jauh dari sini," kata Said saat ditemui Kompas.com di lokasi ekskavasi.

Sebelumnya diberitakan, Direktorat PCBM bekerjasama dengan BPCB Jawa Timur melaksanakan ekskavasi penyelamatan di Situs Kumitir, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, sejak Senin (21/10/2019). Situs itu ditemukan warga pembuat bata merah pada 19 Juni 2019 lalu.

Baca juga: Kursi Bupati Lowong, Pemkab Mojokerto Tunggu Petunjuk Gubernur dan Mendagri

Awalnya, struktur bata kuno yang ditemukan warga memiliki panjang 21 meter dengan arah orientasi utara-selatan. Struktur tersebut memiliki tinggi 70 sentimeter yang tersusun dari 12 lapis bata. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com