Menurut Dede, beberapa lulusan SLB Kemala Bhayangkari yang mampu menguasai keterampilan desain dan sablon kaos, tidak mampu bersaing lantaran kurangnya pemahaman masyarakat tentang kemampuan mereka di bidang desain dan sablon kaos.
"Padahal, sejak kami mulai dua tahun lalu, kaos hasil karya para siswa ini tidak kalah dengan yang dihasilkan orang normal. Bahkan, kemarin sudah ada yang sempat beli itu dari Jawa Barat, Kalimantan, Bali, serta Makassar," ucap Dede.
Tak butuh waktu lama
Lailatul Mahmudah, salah seorang guru pembimbing keterampilan desain dan sablon kaos di SLB Kemala Bhayangkari mengatakan, tidak membutuhkan waktu lama untuk dapat mengajari konsep desain dan sablon kaos kepada para siswa.
Meski demikian, ia mengakui bahwa dibutuhkan ketelatenan dan keuletan dalam membimbing mereka.
"Pengalaman saya pribadi itu paling lama sepuluh kali pertemuan, agar siswa ini bisa desain dan sablon kaos. Meski biasanya banyak juga yang enam atau tujuh kali pertemuan sudah bisa," ujar Lailatul.
Untuk tahun ini, ada sebanyak 13 dari 61 siswa SLB Kemala Bhayangkari yang mengikuti kelas keterampilan desain dan sablon kaos.
"Paling sulit itu saat desain gambar di komputer, sebelum dijadikan cetakan sablon. Sementara proses paling lama, afdruk foto untuk dijadikan bahan sablon (cetakan)," kata Muhammad Rizky Khoirudin, siswa tunawicara kelas 10 SMP, dalam bahasa isyarat.
Dapat respons positif
Ketua DPRD Gresik Fandi Ahmad Yani merasa pensaran dengan keahlian para siswa. Selepas mengikuti upacara Sumpah Pemuda, Yani kemudian melihat secara langsung beberapa kaos hasil karya para siswa penyandang disabilitas tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.