Dia berharap, ke depan pemerintah bisa membuat aturan untuk meningkatkan pamor makanan lokal, seperti menyediakan makanan lokal jika ada tamu yang datang.
"Pada event tertentu sebaiknya pemerintah menyediakan nasi jagung atau nasi sorgum," katanya.
Potensi di Gunung Kidul tinggi
Salah seorang pembicara seminar, Kolonel Tugiman menambahkan, potensi di Gunung Kidul untuk pertanian tinggi, tetapi minim inovasi. Selain itu, belum ada pemberdayaan maksimal bagi para petani.
"Petani kita masih mengelola secara tradisional sehingga perlu adanya kreasi dan inovasi. Potensi kita itu luas," katanya.
"Itu (petani berani berinovasi) butuh waktu dan proses panjang," katanya.
Menurut dia, hasil pertanian menyesuaikan kebutuhan pasar, seperti petani sudah bisa mengembangkan buah yang disukai masyarakat, antara lain durian dan alpukat.
Akademisi Universitas Pasundan ini menilai, tanah di Gunung Kidul sebagian cocok untuk budidaya buah.
"Petani harus berani berinovasi, produk pertanian juga menyesuaikan pasar," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.