Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kematian Tragis PNS Kementerian PU | 5 Siswa SMP Jakarta Tewas di Sungai Terlarang

Kompas.com - 27/10/2019, 06:50 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

Lima jenazah segera dibawa ke RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung untuk dilakukan otopsi.

"Dari awal sudah dilarang, dikasih peringatan, hari Jumat jangan teriak - teriak, jangan mandi ke sungai, sudah ada batasan - batasannya," kata Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat.

Baca berita selengkapnya: Fakta Lengkap 5 Siswa Jakarta Tenggelam di Sungai Kawasan Adat Baduy, Terlarang Bagi Wisatawan hingga Ada Cekungan

3. Pulang kampung, Susi disambut ribuan warga

Ribuan warga yang menunggu sejak pagi sudah tidak sabar bertemu ingin bertemu dengan Susi.

Anggota kepolisian, Satpol PP, kru Susi Air berkali-kali menghadang warga yang mencoba mendekati pesawat.

"Mundur-mundur, jangan terlalu dekat," kata salah seorang kru Susi Air di landasan pacu Pamugaran, Sabtu (26/10/2019).

Namun upaya tersebut sia-sia. Warga dan pelajar menyerbu Susi saat dia turun dari pesawat. Pelajar berlomba mendekati untuk menyalami Susi sambil teriak, "Ibuuuu,".

Susi yang melihat antusias warga membalas dengan senyuman dan lambaian tangan.

Baca berita selengkapnya: Tangis Haru Susi Pudjiastuti dan Warga di Kampungnya

4. Saat Andika Kangen band terkena razia Satpol PP, ternyata...

Tangkapan layar kanal YouTube Andika Mahesa OfficialTangkapan layar kanal YouTube Andika Mahesa Official Tangkapan layar kanal YouTube Andika Mahesa Official

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) Kota Semarang Fajar Purwoto menjelaskan terkait penangkapan vokalis Kangen Band Andika Mahesa oleh anak buahnya, beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, pria berjuluk 'Babang Tamvan' tersebut rupanya sedang membuat video prank dengan berlagak seperti gelandangan untuk ditayangkan di akun Youtube-nya.

Fajar mengaku, saat itu petugas benar-benar tidak mengenali Andika yang berpenampilan mirip gelandangan.

"Itu kejadiannya sudah lama. Sekitar dua bulan lalu. Awalnya, memang tidak tahu kalau itu Andika Kangen Band. Koyo gembel tenan iku (seperti gembel beneran itu)," ujar Fajar saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/10/2019).

Baca berita selengkapnya: Ciduk Andika Kangen Band, Satpol PP Semarang: 'Koyo Gembel Tenan Iku'

5. Pengakuan otak pembunuhan PNS Kementerian PU

Tersangka Yudi Tama Redianto (50) ketika dihadirkan petugas saat penggalian lokasi penguburan jenazah Aprianita (50) di kawasan TPU Kandang Kawat, Palembang, Sabtu (26/10/2019).KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Tersangka Yudi Tama Redianto (50) ketika dihadirkan petugas saat penggalian lokasi penguburan jenazah Aprianita (50) di kawasan TPU Kandang Kawat, Palembang, Sabtu (26/10/2019).

Saat menjalani pemeriksaan di depan tim penyidik Mapolda Sumatera Selatan, YTR mengakui bingung setelah tidak bisa membayar utang sebesar Rp 145 juta.

Uang tersebut digunakan untuk membeli mobil jenis Toyota Kijang Innova tahun 2016.

"Saya waktu itu tidak ada uang. Bingung mau bayarnya pakai apa. Lalu paman saya menyarankan agar korban dibunuh saja. Akhirnya saya merencanakan membunuhnya," ujar YTR.

Seperti diketahui, YTR mengaku telah mengenal Aprianita sejak 2014 lalu setelah keduanya bertugas di tempat yang sama.

Baca berita selengkapnya: Pembunuhan Sadis PNS Kementerian PU, Pelaku: Paman Saya Sarankan Korban Dibunuh Saja

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia, Kontributor Pangandaran, Candra Nugraha, Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor: Fabian Januarius Kuwado, David Oliver Purba, Michael Hangga Wismabrata, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com