Sebelum dilepasliarkan di CASP, pasangan owa jawa ini sudah menjalani masa habituasi sebulan di Patenggang.
"BBKSDA dan TAF juga sudah mengkaji bahwa patenggang cocok untuk pelepasliaran owa jawa. terakhir owa jawa terlihat dikawasan ini tahun 80an, jadi dinyatakan punah," jelasnya.
"Nah kita coba introduksi memasukan lagi owa jawanya disni supaya ada lagi habitat primatanya, supaya menambahkan keragaman hayati di cagar alam patenggang ini," imbuhnya.
Sebelumnya, pasangan Owa Jawa lainnya yang bernama Inge dan Boris dilepasliarkan dilokasi yang sama pada 25 Juli 2019.
Kini berdasarkan pantauan tim Aspinal, pasangan satwa itu sudah berpindah sekitar 4-5 km dari lokasi pelepasliaran awal di hutan Patenggang ke hutan Cibuni.
"Sekarang Inge dan Boris bersama owa liar disana ada tiga ekor," ujarnya.
Penyebab pindahnya Inge dan Boris ini disebabkan oleh owa betina liar yang bersuara, pasangan itu pun kemudian mengikuti suara tersebut.
Baca juga: Kelahiran Owa Jawa dan Peran Manusia Mengendalikan Jual Beli Ilegal
Mengingat Inge dan Boris sudah jauh dari lokasi awal, maka tim pun kemudian melepas owa lainnya yakni Boy dan Munir.
"Kita tim pantau selama tiga bulan posisinya sudah kesana, makanya dilepas lagi boy dan munir disini," katanya.
Sampai saat ini tim Aspina masih memantau pergerakan dari pasangan Inge dan Boris, dengan harapan keduanya bisa berkembang biak.
Sedang, Boy dan Munir, merupakan owa pra dewasa yang masih aktif bermain, namun begitu, tim terus memantau antusias pasangan ini di hutan liar.
"Habituasinya kita bikin cukup lama sekitar sebulan memang, dalam waktu dekat mereka masih masuk kandang, sore tidur di kandang pagi maen diluar. Kita akan ikuti perkembangannya juga. Kita tak bisa menutup kemungkinan juga apakah mereka tetap di kawasan ini atau akan berpindah kawasan lain," jelasnya.
Baca juga: Owa Jawa Makin Terancam Karena Perburuan dan Perusakan Habitat Alami