Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Penyataan Menarik Gubernur NTT Viktor Laisdokat, Legalkan Miras Tradisional hingga Tarung Tinju dengan Chris John

Kompas.com - 25/10/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nama Viktor Laiskodat Gubernur Nusa Tenggara Timur, sempat disebut-sebut masuk dalam daftar Menteri di Kabinet Kerja II Jokowi.

Namun Viktor memilih menolak tawaran tersebut dan memilih fokus sebagai Gubernur NTT.

Viktor Bungtilu Laiskodat adalah mantan anggota DPR RI dari Partai Nasdem.

Viktor Bungtilu Laiskodat ditetapkan sebagai Gubernur NTT berpasangan dengan Josef Nae Soi oleh KPU NTT pada Selasa (24/7/2018).

Selama setahun lebih menjabat sebagai Gubernur NTT, Viktor beberapa kali mengeluarkan kebijakan dan pernyataan yang menarik.

Baca juga: Nasdem Sebut Victor Laiskodat Tolak Tawaran Jadi Menteri

Bahkan sebagian keputusannya menjadi kontrovesi, seperti melegalkan miras tradisonal di wilayahnya.

Viktor juga hadir saat peluncuran Sophia (Sopi asli) yang di produksi oleh UPT Laboratorium Riset Terpadu Biosain Undana, Rabu (19/6/2019).

Berikut pernyataan menarik dari sang Gubernur NTT:

 

1. Usai dilantik, syukuran di Pulau Semau

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat menerima kunjungan Anggota DPRD Maluku di ruang kerjanya, Selasa (30/7/2019)Dokumen Sam Babys Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat menerima kunjungan Anggota DPRD Maluku di ruang kerjanya, Selasa (30/7/2019)
Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A Nae Soi, dilantik oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (5/9/2018) pagi.

Usai dilantik, Viktor langsung mengikuti syukuran pelantikan di Pulau Semau, kabupaten Kupang, NTT.

Pulau Semau dipilih karena Viktor berasal dari pulau tersebut yang berada di perairan sebelah barat Pulau Timor.

Baca juga: Usai Dilantik Presiden, Viktor Laiskodat Gelar Syukuran di Pulau Semau

 


2. Mikrofon bermasalah, pejabat dihukum squat jump

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat turun dari jet pribadinya dan disambut oleh para ASN dan sejumlah pejabat, Senin (21/10/2019)KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat turun dari jet pribadinya dan disambut oleh para ASN dan sejumlah pejabat, Senin (21/10/2019)
Saat rapat kerja dengan Wali Kota Kupang, para bupati, camat, lurah dan ribuan kepala desa di seluruh NTT berlangsung, tiba-tiba mikrofon atau pengeras suara yang digunakan oleh Gubenur Viktor mengalami gangguan.

Selain suara putus-putus, beberapa kali juga suara Viktor tak terdengar sama sekali.

Sejumlah panitia kegiatan kemudian mengganti pengeras suara itu. Namun, mikrofon tetap terganggu.

Akibatnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat terlihat geram.

Saat Kepala Biro Pemerintahan NTT Doris Rihi hendak memberi hormat kepada Gubernur NTT, luapan kemarahan Viktor memuncak.

Viktor  memerintahkan Kepala Biro Pemerintahan dan staf yang mengurus audio itu untuk melakukan squat jump.

Tanpa banyak bicara, Kepala Biro Pemerintahan bersama delapan orang stafnya, lalu melakukan squat jump sebanyak 15 kali di hadapan ribuan undangan.

Baca juga: Mikrofon Gubernur NTT Bermasalah, Pejabat dan Staf Dihukum Squat Jump

 


3. "Saya ini penjahat yang meraih gelar profesor"

Tarian perang Woleka, saat menyambut kedatangan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTTJosef Nae SoiKOMPAS.com /Sigiranus Marutho Bere Tarian perang Woleka, saat menyambut kedatangan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTTJosef Nae Soi
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan jika bicara tentang kejahatan, dia itu profesornya.

Namun, sekarang Tuhan telah membawanya menjadi orang yang baik.

"Ini pencuri ternak di Sumba ini merajalela. Saya bilang di Sumba bahwa selain gubernur, saya juga adalah profesor penjahat. Dengar baik baik, selain gubernur, saya juga adalah profesor penjahat," ujar Viktor saat rapat kerja dengan para bupati, camat dan kepala desa se-NTT yang digelar di Gelanggang Olahraga Oepoi, Kota Kupang, Kamis (24/10/2019).

Viktor mengatakan, dia akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar para narapidana kasus pencurian ternak di Sumba, dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan di luar NTT, seperti di Pulau Jawa dan Sumatera.

Hal itu dilakukan agar para narapidana tidak bisa dikunjungi oleh keluarga maupun kerabat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com