KOMPAS.com - Alvin bocah 3,5 tahun dianiaya ayah tirinya, Asep saat perjalanan ke rumah orangtuanya, Senin (21/10/2019).
Yesi Mulyasari (26), ibu Alvin bercerita saat terakhir bertemu anaknya, Alvin terlihat senang karena diajak naik motor oleh ayah tirinya, pada Senin dini hari.
Berita tentang Alvin mendapatkan perhatian para pembaca.
Sementara itu, Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Arif Nurul Imam mengatakan, penunjukan Fachrul Razi sebagai Menag sangat wajar jika kemudian menimbulkan kekecewaaan para kiai NU.
Menurutnya, karena selain mengurangi slot jabatan politik kader NU, Menag baru bisa jadi dianggap tidak mendalami agama sehingga dipandang tidak kompeten.
Berikut berita populer nusantara selengkapnya:
"Dia (korban) sehat, tidak sedang sakit apa-apa," kata Yesi ibu ALvin saat ditemui di rumahnya di Gunungcupu, Ciamis pada Kamis (24/10/2019).
Kata Yesi, korban memang selalu senang jika diajak naik motor.
"Setelah naik motor dia bilang, 'dadah Mamah, dadah Caca (kakak perempuan korban), Alvin ke rumah nenek dulu'," ujarnya dengan lirih.
Tak disangka, salam perpisahan itu merupakan salam terakhir yang diucapkan korban kepada keluarganya.
Korban pergi selamanya.
“Sebab Menag pasca-reformasi selalu dijabat oleh para kiai, khususnya yang berasal dari NU,” ujar Arif kepada Kompas.com, Kamis (24/10/2019).
Selain mengurangi slot jabatan politik kader NU, Menag baru bisa jadi lantaran dianggap tidak mendalami agama sehingga dipandang tidak kompeten.
“Alasan lain kekecewaan itu juga dipicu karena jemaah NU kemarin solid mendukung Jokowi-Makruf Amin,” katanya.
Dalam logika demikian, lanjut Arif, kavling NU seharusnya tidak di otak-atik, apalagi dipangkas.
“Faktor lainnya, kenapa kiai NU kecewa tentu karena NU bersama Muhammadiyah merupakan pendiri bangsa sehingga memiliki saham untuk turut serta mengatur negeri ini,” kata Arif.
Baca juga: Pengamat: Menteri Agama Dijabat Purnawirawan TNI, Wajar Kiai NU Kecewa
Dirinya masih memendam sejumlah mimpi untuk membangun Kota Surabaya, salah satunya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
"Sebetulnya ada mimpi yang ingin saya buat di Surabaya. Akhir-akhir ini saya ingin selesaikan yang pokok dulu. Kemudian pokok kebutuhan masyarakat seperti makan, saya jamin lah meski tidak 100 persen, ya 99 persen lah harus bisa makan. Makanya ada Permakanan. Selain kita beri makan anak yatim, kita sudah beri beras untuk yatim," ujar Risma di kediamannya, di Jalan Sedap Malam, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/10/2019).
Baca juga: Tolak Jadi Menteri, Risma: Ada Mimpi yang Ingin Saya Buat di Surabaya
"Ini pencuri ternak di Sumba ini merajalela. Saya bilang di Sumba bahwa selain gubernur, saya juga adalah profesor penjahat. Dengar baik baik, selain gubernur, saya juga adalah profesor penjahat," ujar Viktor saat rapat kerja dengan para bupati, camat dan kepala desa se-NTT, Kamis (24/10/2019).
Karena itu jika bicara tentang kejahatan, dia itu profesornya. Namun, sekarang Tuhan telah membawanya menjadi orang yang baik.
Viktor mengatakan, dia akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar para narapidana kasus pencurian ternak di Sumba, dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan di luar NTT, seperti di Pulau Jawa dan Sumatera.
Baca juga: Viktor Laiskodat: Dengar Baik-baik, Saya Ini Penjahat yang Meraih Gelar Profesor
Menurut Rifki, dia awalnya tidak berniat untuk mencuri perhiasan milik Sri Hartati, mertuanya pada hari kejadian, Jumat (18/10/2019) sore.
Bahkan, Rifki mengaku tidak mengetahui ada dompet berisi perhiasan di dalam kulkas.
"Terus karena haus, saya ke ruang tengah, mau minum air dingin di kulkas, tapi kok dikunci kulkasnya.”
Karena penasaran, Rifki mencoba membuka kunci kulkas menggunakan obeng. Ternyata di dalam kulkas ada dompet yang dia tahu adalah milik mertuanya.
“Saya buka, ada emas sama surat-suratnya,” kata Rifki.
Baca juga: Pengakuan Menantu yang Curi Ratusan Gram Emas Mertua: Saya Kalap...
SUMBER: KOMPAS.com (Candra Nugraha, Farid Assifa, Michael Hangga Wismabrata, Sigiranus Marutho Bere, Tri Purna Jaya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.