Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 2.000 Ekor Ternak Babi di Sumut Terjangkit "Hog Cholera", Amankah Dagingnya Dikonsumsi?

Kompas.com - 24/10/2019, 09:49 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Virus ASF atau demam babi Afrika

Menurutnya, kematian ratusan babi di Kabupaten Dairi, belum lama ini, ternyata belum terpapar virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Hal ini diketahui setelah dilakukan penelitian oleh tim gabungan, baik dari pusat, provinsi dan kabupaten, paska mendapat laporan tentang kematian hewan kaki empat tersebut.

"Hasil isolasi sementara kita, kematian mendadak babi tersebut bukan karena ASF, namun akibat penyakit endemik biasa,” kata dia.

Tim turun ke lapangan dan mengambil sampel di Dairi, Humbang Hasundutan, Deliserdang, Simalungun, Binjai, Batubara dan Tapanuli Utara.

Bahkan sampel babi yang mati mendadak di Dairi, sudah diperiksa Balai Veteriner lewat laboratorium.

Baca juga: Kementan Perketat Pengawasan Babi Cegah Virus ASF

"Dan sampai dengan pemeriksaan terakhir belum dinyatakan ASF. Masih diperlukan tahapan pemeriksaan lebih lanjut. Karena untuk menyatakan ada penyakit baru tidak mudah, ada tahapan-tahapannya," katanya.

Pihaknya juga telah bekerja sama dengan Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang sudah turun meninjau langsung.

Tim itu juga telah melihat langsung hasil laboratoriumnya dan pihaknya sudah menggelar lokakarya di hotel berbintang di Medan sekaligus mengkaji bahaya dari virus ASF tersebut.

"Kegiatan juga diikuti kabupaten terkait yang punya populasi babi dominan di Sumut. Dan hasil labnya belum menyatakan itu (virus ASF) sembari kita menunggu tahapan berikutnya oleh Balai Veteriner," katanya.

Baca juga: 5 Fakta Ancaman Virus Demam Babi Afrika, Menyebar melalui Daging Olahan hingga Berbahaya Bagi Peternak

Antisipasi penyebaran virus ASF

Sembari menunggu hasil tersebut, pihaknya sudah mengeluarkan edaran dan standar operasional prosedur (SOP) sebagai upaya antisipasi penyebaran virus ASF di Sumut.

Salah satunya dengan memperketat lalu lintas area dari wilayah peternakan babi tersebut.

"Apalagi kalau sudah ada yang mati itu, langsung dikubur di situ dan jangan diperjualbelikan atau dibuang di sungai," katanya.

Penyebab matinya ratusan babi di Dairi secara mendadak, menurutnya disebabkan penyakit endemik yang secara alamiah.

"Namanya hog cholera, penyakit menular pada babi," katanya.

Baca juga: Ancaman Virus Demam Babi Afrika, Ini Daftar Negara Asia yang Sudah Terdampak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com