Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kiai Protes Jabatan Menteri Agama ke PBNU | Risma Akui Rugi Tolak Jadi Menteri

Kompas.com - 24/10/2019, 05:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Terkait penunjukan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama, Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas mengatakan, pihaknya menerima protes dari banyak kiai.

Menurutnya, banyak kiai di berbagai daerah merasa kecewa dengan keputusan Jokowi terkait jabatan Menag yang biasanya dijabat oleh perwakilan dari organisasi keagamaan.

Sementara itu di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menolak tawaran untuk menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Jokowi.

Secara pribadi, Risma tak memungkiri bahwa sebenarnya ia rugi melewatkan tawaran untuk menjadi menteri Jokowi selama lima tahun mendatang.

Meski demikian, ia mengaku ingin menyelesaikan beberapa program yang belum dituntaskan.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca.

Berikut berita populer nusantara selengkapnya:

 

1. Kiai daerah kecewa soal jabatan Menteri Agama

Menteri Agama, Fachrul Razi sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Menteri Agama, Fachrul Razi sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri.
Terkait penunjukan Fachrul Razi, Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas mengatakan, pihaknya menerima protes dari banyak kiai terkait jabatan Menteri Agama.

Menurutnya, banyak kiai di berbagai daerah merasa kecewa dengan keputusan Jokowi terkait jabatan Menag.

"Saya dan pengurus lainnya banyak mendapat pertanyaan terkait Menteri Agama. Selain pertanyaan, banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes," kata Robikin dalam keterangan tertulis, Rabu (23/10/2019).

Menurut Robikin, para kiai paham bahwa Kemenag harus berada di garda depan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama.

Baca juga: Ketum PBNU: Mulai dari Pilkada DKI, Sentimen Agama dan Politik Menguat

Namun sayangnya, pemilihan pemimpin Kemenag tak sesuai dengan yang diharapkan dalam membentengi NKRI dari ajaran radikalisme.

"Para kiai sudah lama merisaukan fenomena terjadinya pendangkalan pemahaman agama yang ditandai merebaknya sikap intoleran. Lebih tragis lagi, bahkan sikap ekstrem dengan mengatasnamakan agama. Semua di luar kelompoknya kafir dan halal darahnya. Teror adalah di antara ujung pemahaman keagamaan yang keliru seperti ini," katanya.

Baca juga: PBNU: Banyak Kiai Daerah Kecewa dan Protes soal Jabatan Menteri Agama

 

2. Risma akui rugi tolak tawaran jadi menteri

Wali Kota Surabaya Tri RismahariniKOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menolak tawaran untuk menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Jokowi.

Secara pribadi, Risma tak memungkiri bahwa sebenarnya ia rugi melewatkan tawaran untuk menjadi menteri Jokowi selama lima tahun mendatang.

Meski demikian, ia mengaku ingin menyelesaikan beberapa program yang belum dituntaskan.

Risma memiliki banyak mimpi yang ingin ia selesaikan sampai tahun depan.

"Sebetulnya ada mimpi yang ingin saya buat di Surabaya. Akhir-akhir ini saya ingin selesaikan yang pokok dulu. Kemudian pokok kebutuhan masyarakat seperti makan, saya jamin lah meski tidak 100 persen, ya 99 persen lah harus bisa makan. Makanya ada Permakanan. Selain kita beri makan anak yatim, kita sudah beri beras untuk yatim," ujar Risma di kediamannya, di Jalan Sedap Malam, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/10/2019).

Baca juga: Risma Akui Merasa Rugi Tolak Tawaran Jadi Menteri Jokowi

 

3. Fakta burung ibis sendok raja di Gorontolo

Burung Ibis-sendok raja (Platalea regia) di Danau Limboto, Gorontalo membersihkan diri dan berjemur seusai mencari makan.KOMPAS.COM/HANOM BASHARI Burung Ibis-sendok raja (Platalea regia) di Danau Limboto, Gorontalo membersihkan diri dan berjemur seusai mencari makan.
Hanom Bashari, seorang relawan penggiat lingkungan dari Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), melihat tiga ekor ibis sendok raja (Royal Spoonbill) pada Jumat (18/8/2019).

Hanom melihat burung tersebut saat mencari burung kuntul cina (Egretta eulophotes) di Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Dengan menggunakan teropongnya, Hanom Bashari berusaha mengenali burung yang dalam jurnal disebut dilihat terakhir pada 155 tahun lalu.

Kehadiran burung ibis sendok raja ini di Danau Limboto ini mengejutkan pera penggiat lingkungan Perkumpulan BIOTA.

Menurut Hanom pemantauana burung tersbeut, merupakan catatan pertama kali kehadiran jenis ini di Danau Limboto yang kritis ini.

Baca juga: Fakta Ibis Sendok Raja, Burung yang Muncul di Pos Jokowi Setelah Hilang 155 Tahun

 

4. Operator di dekat pipa pertamina tewas

Tampak petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dalam kebakaran pipa minyak pertamina di Jalur KCIC yang berlokasi di KM 130, Kampung Mancong, Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, Jawa barat, Selasa (22/10/2019).KOMPAS.com/AGIE PERMADI Tampak petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dalam kebakaran pipa minyak pertamina di Jalur KCIC yang berlokasi di KM 130, Kampung Mancong, Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, Jawa barat, Selasa (22/10/2019).
Satu warga negara asing (WNA) yang menjadi operator kendaraan berat dalam pengerjaan proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menjadi korban tewas dalam kebakaran pipa Pertamina di Cimahi, Jawa Barat, Selasa (22/10/2019).

Sebelum pipa meledak dan terbakar, operator tersebut sempat memperingatkan pegawai Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) untuk lari menyelamatkan diri.

"Sebelum api ke atas dan meledak, dia (operator) mengarahkan yang lain menjauh dari lokasi," kata Kapolsek Cimahi Selatan Kompol Sutarman di lokasi kebakaran, Rabu (23/10/2019).

Ada sekitar 13 pegawai dalam pengerjaan proyek KCJB tersebut.

Mereka terdiri dari 10 pegawai warga negara Indonesia (WNI) dan 3 warga negara asing (WNA).

Baca juga: Sebelum Tewas Terbakar, Operator di Dekat Pipa Pertamina Sempat Peringatkan Teman-temannya

 

5. Bocah 3,5 tahun tewas dianiaya ayah tiri

Pelaku penganiayaan balita hingga tewas dikawal penyidik untuk dijebloskan ke sel Mapolres Ciamis, Selasa (22/10/2019).KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA Pelaku penganiayaan balita hingga tewas dikawal penyidik untuk dijebloskan ke sel Mapolres Ciamis, Selasa (22/10/2019).
Alvin Putra Syamsulbahri, bocah 3,5 tahun diduga tewas dianiaya ayah tiri di Cimahi.

Kabar meninggalnya Alvin diketahui pertama kali oleh ayah kandungnya, Deden Syamsulbahri (30) pada Senin (21/10/2019) sekitar pukul 04.00 WIB.

Saat itu Deden sedang lembur kerja di daerah Rawamangun, Jakarta.

Tidak seperti biasanya, pagi itu Deden tiba-tiba ingin membuka akun Facebook di handphone-nya.

Saat dibuka, ternyata mantan istrinya Yesi Mulyasari mengirim pesan kepadanya.

"Dia mengirim foto anak dan bilang anak saya meninggal dunia," kata Deden.

Begitu tiba di Sukaraja, lanjut dia, anaknya hendak dimakamkan. Namun Deden melihat sejumlah kejanggalan di wajah anaknya.

"Lebam-lebam, seperti habis dianiaya," ujarnya.

Dia meminta anaknya tidak dimakamkan dulu. Deden kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Cikoneng.

"Saya minta diotopsi," jelasnya.

Baca juga: Bocah 3,5 Tahun Diketahui Tewas Dianiaya Ayah Tiri Berkat Kecurigaan Ayah Kandung

SUMBER: KOMPAS.com (Farid Assifa, David Oliver Purba, Rachmawati, Agie Permadi, Candra Nugraha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com