Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Daerah Ini Warga Harus Inden Sepekan untuk Dapatkan Air Bersih

Kompas.com - 23/10/2019, 16:18 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kekeringan masih dihadapi masyarakat Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, hingga akhir Oktober.

Bahkan, Di Dusun Wuni, Nglindur, Girisubo, warga terpaksa menunggu tiga hari hingga sepekan untuk mendapatkan jatah air yang dikirim dari tangki swasta.

Seorang warga Dusun Wuni, Rumiyem menceritakan, dia dan ratusan warga lainnya sudah sejak beberapa bulan terakhir mengandalkan air dari tangki swasta.

Sebelumnya, warga hanya mengandalkan air di bak penampungan air hujan yang berada di rumah.

"Sudah sekitar tujuh bulan tidak ada hujan. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih ya harus beli dari tangki swasta seharga Rp 150.000 yang bisa digunakan untuk dua mingguan. Tergantung jumlah keluarga," ujar Rumiyem kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).

"Saat ini kami harus mengantre untuk mendapatkan air bersih. Pemesanan hari ini baru dikirim tiga hari kemudian. Malahan kalau sedang banyak antrean, satu minggu baru dikirim. Mau bagaimana lagi asal mendapatkan air," kata Rumiyem menambahkan. 

Baca juga: Kisah Relawan Jelajahi Gua Vertikal untuk Cari Air Bersih: Puluhan Tahun Akhirnya Kami Tidak Kekeringan Lagi

Rumiyem dan warga lainnya berharap pemerintah memberikan solusi jangka panjang agar bisa mendapatkan air bersih.

Salah satunya agar PDAM masuk ke desa mereka.

Sekretaris Kecamatan Girisubo Arif Yahya mengatakan, kemarau cukup panjang tahun ini menyebabkan debit sumber air berkurang.

Sebagian pengusaha tangki mengambil sumber air dari wilayah Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.

"Meski beda lokasi, tapi kondisinya sama. Tangki-tangki pengangkut harus antre untuk dapat mengisi air," kata dia

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, pihaknya terus berupaya menyalurkan bantuan air bersih ke permukiman warga.

Lima armada tangki terus menyasar wilayah kekurangan air bersih. Untuk anggaran masih tersedia Rp 164 juta. 

Sebagian dana tersebut akan menjadi cadangan untuk penyaluran saat awal musim hujan yang datang pada November mendatang.

Pengalaman tahun lalu, BPBD sempat kesulitan menyalurkan air karena tak memiliki anggaran.

Sebab, saat hujan sudah turun, praktis bantuan dari pihak ketiga akan dihentikan. Potensi sumber yang dimiliki masyarakat belum optimal sehingga masih banyak yang membutuhkan bantuan.

"Jumlah kecamatan yang mulai kehabisan anggaran ada lima kecamatan Tepus, Purwosari, Paliyan, Tanjungsari, dan Patuk. Bantuan pihak ketiga juga kami salurkan melalui kecamatan," kata dia.

Baca juga: Kekeringan di Karawang Meluas, Hujan Diperkirakan Baru Turun Desember

Untuk saat ini fokus penyaluran memanfaatkan bantuan dari pihak ketiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com