Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Olah TKP Kasus Kebakaran Hutan di Taman Nasional Gunung Tambora

Kompas.com - 22/10/2019, 12:24 WIB
Syarifudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Bima melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di atas lahan yang terbakar di kawasan Taman Nasional Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Unit Tipidter dan Inafis sudah turun di lokasi dan telah melakukan olah TKP," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Bima Iptu Hanafi, Selasa (22/10/2019).

Baca juga: Kantor Paskibraka Bandung Terbakar, Saksi Dengar 3 Kali Ledakan

Ia mengatakan, tim yang dipimpin oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal IPTU Hendry Christianto ini telah bekerja sejak Minggu hingga Senin kemarin.

Tim penyidik membawa personel gabungan dari pihak Taman Nasional Tambora serta anggota TNI.

Polisi juga mengambil barang bukti di atas lahan yang terbakar.

Menurut Hanafi, saat ini petugas tengah menyelidiki penyebab kebakaran hutan kawasan Taman Nasional di Kabupaten Bima ini.

Hanafi mengatakan, tiga orang saksi telah dimintai keterangan atas kejadian kebakaran lahan di Kecamatan Tambora tersebut.

“Kami melakukan interogasi terhadap 3 orang dari pihak Taman Nasional Tambora, statusnya sebagai saksi," ujar Hanafi.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, diperoleh fakta bahwa kebakaran lahan di kawasan Taman Nasional Tambora terjadi di titik koordinat S: 08. 7' 14 E: 118. 3.455’4 di Desa Kawinda To’i, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima.

Jumlah luas lahan yang terbakar untuk wilayah Taman Nasional Tambora (TNT) sekitar lebih kurang 1 hektar.

Sedangkan, di luar kawasan lebih kurang 10 hektar.

“Sumber api diduga berasal dari sisa pengasapan masyarakat yang berburu madu hutan, karena di lokasi ditemukan sisa sarang madu yang berserakan di tanah. Akibat sisa pengasapan tersebut membakar dedaunan yang sudah mengering di lokasi, sehingga merambat ke lokasi taman nasional tambora," kata Hanafi.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, polisi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar.

Warga juga diminta tidak mencari madu dengan menggunakan api.

"Hal ini untuk mengantisipasi musim kemarau panjang yang mudah menimbulkan kebakaran lahan," ucap Hanafi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com