Fakta Lengkap Kasus 4 Kucing Disiksa di Pontianak, Pelaku Jalani Tes Kejiwaan hingga Satu Ekor Mati

Sementara itu, Paulina, melalui akun Instagramnya telah mengunggah tiga foto anak kucing yang kondisinya sangat memprihatinkan. Ketiganya dalam kondisi mata tertusuk kayu.

“Saya tidak menemukan langsung, namun banyak laporan yang masuk ke akun Ig (Instagram) saya," kata Paulina.

Baca juga: 4 Kucing di Pontianak Dianiaya, Matanya Ditusuk Kayu Orang Misterius

3. Polisi tangkap terduga pelaku penganiayaan kucing

Seorang pemuda berinisial AG, saat ini telah diamankan aparat kepolisian. AG diduga melakukan penganiayaan terhadap sejumlah kucing di Pontianak.

"Personel kepolisian dibantu warga sekitar mengamankan orang yang diduga sebagai pelaku penusukan, dan kemudian dibawa ke kantor untuk dilakukan proses lebih lanjut," kata Anton, Selasa (22/10/2019).

Menurut dia, kepolisian saat ini masih melakukan mendalami dan memeriksa tersangka untuk mengetahui motifnya.

Selain itu, terduga pelaku juga akan dibawa ke rumah sakit jiwa untuk diperiksa.

"Kita juga akan memeriksa sejumlah saksi-saksi kejadian," ucapnya.

Sementara itu, atas perbuatannya, terduga pelaku dijerat Pasal 302 Kitab Umum Hukum Pidana (KUHP) tentang Penganiayaan terhadap Hewan. Ancaman hukumannya 9 bulan penjara.

Baca juga: "Menghilang" 155 Tahun, Ibis Sendok Raja Kembali Terlihat di Sulawesi

4. Keterangan dokter terkait kondisi kucing

wikimediacommons Ilustrasi dokter

Menurut drh Maulid Dio Suhendro, dokter di Klinik Hewan Purnama, untuk menangani mata Bunga yang tertusuk batang akan segera dilakukan operasi.

Operasi pengangkatan di bola mata kanan dan mengeluarkan benda asing berupa kayu dari cavum orbita (lubang bola mata).

Operasi itu, berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh kehati-hatian.

"Pascaoperasi diketahui bahwa kayu tersebut menembus cavum orbita Bunga hingga kedalaman 8 cm dengan ukuran total panjang kayu adalah 20 cm," kata Dio.

Baca juga: Cerita di Balik Densus 88 Diminta Lepas Sepatu Saat Geledah Kos Terduga Teroris

(Penulis: Kontributor Pontianak, Hendra Cipta | Editor: Farid Assifa)