Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surahman yang ditemui saat berkunjung ke rumah Sugiatmi mengaku, belum bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya Ayudia apakah karena imunisasi atau bukan.
Dirinya sengaja menemui pihak keluarga untuk mengumpulkan data Ayudia dari riwayat kesehatan hingga akhirnya meninggal dunia.
“Tugas saya hanya mengumpulkan data saja, nanti ada Pokja Komisi Penanggulangan Pasca Imunisasi, Pokja itu yang akan melakukan investigasi,” jelas Asep.
Ditemui di tempat yang sama, Andi Hermansyah, dokter dari klinik Baiturrohman yang menangani Ayudia mengungkapkan, penyebab kematian Ayudia memang belum diketahui pasti.
Saat datang ke klinik, Ayudia dalam kondisi dehidrasi dan kejang.
Makanya, pihaknya pun melakukan penanganan kejang dan dehidrasi yang dialami Ayudia.
“Kita coba guyur dengan infusan, lalu diberi oksigen untuk menangani kejangnya,” katanya.
Pihaknya pun menurut Andi telah merencanakan untuk melakukan uji labolatorium untuk mengetahui pasti apa yang menimpa Ayudia.
Namun, sebelum uji lab dilakukan, kondisi Ayudia terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia.
"Tapi kondisi terakhirnya sudah membiru dan kurang cairan. Saat datang juga sudah dehidrasi. Sebelum dirawat kata ibunya juga minta minum terus," kata Andi.
Penanganan yang dilakukan dengan memberi infus kepada pasien. Sakit yang diderita Ayudia juga belum diketahui karena tak sempat melakukan uji laboratorium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.