Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Motivator yang Tempeleng 10 Siswa, Khilaf Memukul karena Murid Tertawa

Kompas.com - 19/10/2019, 15:38 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Seorang motivator, Agus Setiyawan atau Agus Piranhamas mengakui kesalahannya karena telah memukul 10 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 Kota Malang.

Saat ini, Agus sudah ditahan di Mapolres Malang Kota dan berstatus tersangka atas perbuatannya itu.

"Atas nama pribadi, Agus Setiyawan, saya mohon maaf khususnya yang pertama ke 10 siswa SMK Muhammadiyah Malang. Permohonan yang teramat sangat sudah saya sampaikan saat akhir acara dan berikutnya karena saya merasa bersalah lagi saya kembali lagi ke aula SMK untuk dipertemukan dengan 10 siswa juga, dan juga sudah minta maaf lagi," katanya saat dirilis di Mapolres Malang Kota, Sabtu (19/10/2019).

Agus mengaku khilaf karena telah melayangkan pukulan kepada 10 siswa saat seminar sedang berlangsung. Agus pun mengaku baru pertama kali melakukan pemukulan.

Baca juga: Cerita Lengkap Motivator Tempeleng 10 Siswa: Saya Dibilang Siswa Tidak Berperstasi

"Kejadiannya benar-benar khilaf karena selama hidup saya baru kali ini melakukan perbuatan dengan tangan. Karena sama sekali tidak pernah," katanya.

Agus lantas menceritakan rentetan kejadian yang berujung pada pemukulan terhadap 10 siswa itu.

Awalnya, Agus meminta siswa untuk berani bertanya. Hal itu untuk membuka pola berpikir siswa. Sebab, seminar yang sedang diisinya adalah seminar tentang kewirausahaan.

"Jadi inti dasarnya motivasi enterpreneur adalah membuka pola berpikir. Pertama saya mengajarkan untuk berani bertanya. Saya meminta untuk yang duduk di belakang pindah ke depan. Tidak ada yang pindah. Tetap saya lanjutkan," katanya.

"Berikutnya tetap sayamengajarkan mindset-mindset, misalkan jualan seperti itu. Jualan Instagram seperti ini. Jualan di YouTube seperti ini, jualan di blog seperti ini. Berikutnya ternyata di baris ketiga ada yang tertidur. Tertidur masih tetap saya lanjutkan," ungkapnya.

Selanjutnya, saat Seminar Motivasi Berwirausaha itu masih berlangsung, Agus mengaku kembali mendapati ada siswa yang tidur. Siswa itu lantas dihukum duduk di depan.

"Saya diminta untuk ke tengah. Ternyata di belakang juga ada yang tertidur. Dari situ, saya masih logika, logika saya masih jalan, nalar saya masih jalan. Saya hukum untuk duduk di panggung supaya tidak tidur. Ada dua anak saya minta duduk di depan. Tetap saya lanjutkan," jelasnya.

Baca juga: KPAI Kecam Penamparan Siswa SMK oleh Motivator

Setelah kejadian itu, Agus yang menjadi pembicara meminta siswa yang duduk di belakang untuk maju ke depan. Pada saat itu, Agus mengaku memberikan pernyataan kepada para siswa untuk tidak tertawa.

Namun, saat operator salah menulis kata 'goblok', siswa kembali tertawa. Kata goblok yang harusnya berakhiran k ditulis dengan akhiran g.

"Kalau ada yang salah, jangan ditertawain. Saat operatornya adalah gurunya itu nulis salah, diketawain. Sebelumnya pernah ngomong kalau tertawa nanti saya pukul mulutnya. Nah saat itu lah saya khilaf," katanya.

Agus memukul 10 siswa secara bergilir dengan meneriakkan kata 'goblok'. Video pemukulan itu sempat viral di media sosial.

Akibat pemukulan itu, 10 siswa mengalami lebam di pipi, mimisan hingga luka di bibir.

Pemukulan itu terjadi dalam Seminar Motivasi Berwirausaha yang diadakan oleh SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang pada Kamis (17/10/2019). Seminar itu diikuti oleh 125 siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com