Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Remaja 17 Tahun Jadi Tulang Punggung karena Ayah dan Ibu Tewas Digigit Ular, Kerja Serabutan Agar Adik Tetap Sekolah

Kompas.com - 19/10/2019, 09:19 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Heri Misbahun (17), remaja asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat harus menjadi tulang punggung untuk tiga adiknya,

Ayah dan ibu mereka meninggal dunia setelah digigit ular.

Saat ini, Heri tinggal bersama tiga adiknya di rumah peninggalan orangtunya di Pasir Kampung RT 002/004 Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur.

Baca juga: Ayah dan Ibu Tewas Digigit Ular, Remaja 17 Tahun Jadi Tulang Punggung Adik-adiknya

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Heri. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban Heri dan adik-adiknya. Klik di sini untuk donasi.

Berikut fakta tentang Heri yang menjadi tulang punggung bagi tiga adiknya:

 

1. Ayah dan ibu meninggal karena digigit ular

Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat yang kini harus menjadi kepala keluarga atas ketiga adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dunia secara tragis digigit ular.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat yang kini harus menjadi kepala keluarga atas ketiga adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dunia secara tragis digigit ular.
Kepada Kompas.com, Heri bercerita bahwa ayah dan ibunya meninggal diduga karena digigit ular.

Sang ibu, Nuryani (38) meninggal sepekan yang lalu, sementara ayahnya, Maksum (45) meninggal sekitar 1,5 tahun lalu.

"Bapak meninggal dunia tahun lalu. Waktu itu habis pulang dari kebun, katanya kena gigit ular. Sakit dulu seminggu sebelum meninggal dunia,” tutur Heri, Jumat (18/10/2019).

Sementara sang ibu meninggal setelah jari kelingkingnya digigit ular saat tidur di rumahnya.

Baca juga: Tengok Rumah Pasutri yang Tewas Digigit Ular, Bupati Cianjur Jamin Masa Depan Anak-anak Korban

 

2. Berhenti sekolah agar tidak jadi beban

Heri memutuskan behenti sekolah sejak ayahnya meninggal dunia agar tidak menjadi beban keluarga karena ibunya tidak bekerja.

Saat itu dia masih duduk dibangku kelas 2 SMP.

“Lebih baik saya bantu ibu saja untuk cari uang untuk biaya sekolah adik-adik dan kebutuhan sehari-hari. Saya sama ibu bantu-bantu di kebun orang, angkut dan ngepak sayuran,” ujarnya.

Baca juga: Pasutri Tewas Digigit Ular, Ini Cerita Warga

 

3. Kerja serabutan

Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat tengah membereskan rumahnya di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat , Jumat (18/10/2019). Ia kini harus menjadi tulang punggung bagi ketiga adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dunia secara tragis karena digigit ular.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat tengah membereskan rumahnya di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat , Jumat (18/10/2019). Ia kini harus menjadi tulang punggung bagi ketiga adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dunia secara tragis karena digigit ular.
Sejak ibunya meninggal, Heri menjadi kepala keluarga bagi adik-adiknya, Riki (8), Rani (5) dan Ramdan.

Ia akan mempersiapkan seluruh kebutuhan adiknya. Heri juga yang mengantarkan dua adiknya yang ke sekolah.

Setelah itu ia pergi untuk kerja serabutan, setelah menitipkan si bungsu ke tetangga.

“Riki kan baru kelas 2 SD dan Rani baru masuk TK. Setelah mengantar sekolah saya asuh si bungsu, kalau saya mau kerja, adik dititip dulu ke tetangga,” ujarnya.

Baca juga: Mencari Ikan di Sawah, Junaidi Tewas Dipatuk Ular Kobra

 

4. Tidak mau adiknya putus sekolah

Sebagai anak tertua, Heri bertekad agar semua adiknya melanjutkan sekolah sampai mereka tamat.

Ia juga berjanji akan menjaga mereka sampai besar.

“Saya tidak mau adik-adiknya putus sekolah seperti saya,” ucapnya.

Heri memutuskan berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas 2 SMP. Ia memilih membantu ibunya bekerja, setelah sang ayah meninggal karena digigit ular 1,5 tahun lalu.

Baca juga: Cerita Unik Petugas Saat Padamkan Karhutla, Temukan Ular Berkaki Tiga hingga Ditegur Beruang

 

5. Rumah direnovasi

Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat yang kini harus menjadi kepala keluarga atas ketiga adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dunia secara tragis digigit ular.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat yang kini harus menjadi kepala keluarga atas ketiga adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal dunia secara tragis digigit ular.
Saat ini, Heri dan adik-adiknya diungsikan ke rumah salah satu kerabat mereka. Sementara rumah mereka dibongkar dan direnovasi oleh warga sekitar agar lebih layak dan aman.

Hasbim, tokoh pemuda setempat bercerita bahwa jika rumah tidak diperbaiki, warga khawatir akan membahayakan penghuninya

Menurut Hasbim, lantai rumah terdapat banyak lubang dan kemungkinan menjadi tempat ular.

“Kami warga bersama karang taruna sepakat urunan untuk memperbaiki rumahnya karena memang sudah sangat tidak layak ditinggali."

Baca juga: Cerita Tim Manggala Agni Bertemu Ular Kobra saat Pemadaman Karhutla di Riau

 

6. Warga buru ular

Oni (65) kerabat Heri mengatakan keponakannya digigit ular yang berwarna putih-hitam.

“Kalau suaminya meninggal 1,5 tahun lalu. Sempat sakit dulu enam bulan sebelum meninggal. Juga karena digigit ular, tapi di kebun, kena betisnya,” ujarnya.

Sementara Hasbim, tokoh pemuda setempat berkata warga sempat mencari ular yang mengigit Nuryani hingga tewas.

“Sejak kejadian itu, kita lalu coba mencari ular. Ada yang melihat ada dua ular di permukiman, tapi baru dapat satu,” ucapnya.

Ia menenggarai ular berasal dari tebing yang berada tak jauh dari rumah korban. Namun sebut Hasbim, kasus warga yang digigit ular baru kali pertama terjadi di daerah tersebut.

“Di balik tebing itu kan banyak pohon bambu, dugaan kita ular berasal dari sana,” katanya.

Baca juga: Ular Muncul, Jemaah Shalat Idul Adha Kocar-kacir

 

7. Bupati jamin masa depan Heri dan adik-adiknya

Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman menggendong salahseorang anak dari pasuttri asal Sukatani, Kecamatan Pacet yang meninggal dunia akibat digigit ular. Di kesempatan itu, Jumat (18/10/2019) Herman menyerahkan bantuan uang dan sembako untuk anak-anak korban.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman menggendong salahseorang anak dari pasuttri asal Sukatani, Kecamatan Pacet yang meninggal dunia akibat digigit ular. Di kesempatan itu, Jumat (18/10/2019) Herman menyerahkan bantuan uang dan sembako untuk anak-anak korban.
Plt Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman sata mengunjungi kediaman Heri menyatakan akan menjamin masa depan mereka.

"Ke depan anak-anaknya harus dipikirkan sekolahnya, kita masukkan ke PKH (program keluarga harapan), mereka harus sekolah lagi. Soal kesehatannya saya sudah instruksikan puskesmas di sini agar memonitor kesehatan mereka," ujarnya.

Selain itu Herman juga menyerahkan bantuan berupa sembako dan uang sebesar Rp 20 juta untuk renovasi rumah.

"Barusan saya cek rumahnya ternyata sangat tidak layak. Semoga bantuan ini bisa membantu untuk perbaikan rumahnya,” sebutnya.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Heri. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban Heri dan adik-adiknya. Klik di sini untuk donasi.

SUMBER: KOMPAS.com (Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman | Editor : Khairina, Krisiandi, Farid Assifa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com