KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang resmi menutup lokalisasi Sunan Kuning sejak Jumat (18/10/2019).
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan kawasan Sunan Kuning akan menjadi kampung tematik karena terdapat makam tokoh penyebar Agama Islam, yakni Sun An Ing.
"Nanti pada tahun 2020 sampai 2021 kita fokuskan pada optimalisasi Kampung Religi Sunan Kuning, karena di atas itu kan ada makam salah satu tokoh penyebar agama Islam Sun An Ing. Nanti kita akan percantik dengan kehadiran kampung tematik religi untuk mensupport kegiatan pariwisata," kata Hendi.
Baca juga: Sunan Kuning Tutup, Pekerja di Lokalisasi Depresi, Masuk RSJ
Laki-laki yang akrab dipanggil Wandi mengungkapkan, sebelum ada rencana penutupan lokalisasi, omzet di kawasan tersebut mencapai Rp 1 miliar per malam.
"Sebelum ada rencana penutupan lokalisasi omzet bisa mencapai Rp 1 miliar semalam. Sejak itu imbasnya jadi menurun drastis. Bahkan sampai pernah sehari enggak ada pemasukan. Sampai ada tukang cuci yang cerita ke saya sambil nangis-nangis karena penghasilannya berkurang," kata Wandi kepada Kompas.com, Minggu (13/10/2019).
Baca juga: Pascapenutupan, Sunan Kuning Akan Dijaga Ketat Agar Tak Ada Lagi Praktik Prostitusi
Wandi menyebut saat ini ada 448 lebih wanita pekerja seksual (WPS) yang bekerja di lokalisasi di Semarang bagian barat.
Sementara itu Pemkot Semarang masih mengizinkan rumah karaoke di kawasan itu beroperasi mulai 22 OKtober 2019.
Dengan catatan, para pemilik karaoke harus mengurusi periizinan selambat-lambatnya satu tahun setelah tempat karaoke beroperasi kembali.
"Selama satu tahun beroperasi jangan ada prostitusi di lingkungan tempat karaoke. Kalau itu dilanggar kami akan tutup, tapi kalau bisa tetap berjalan tanpa ada prostitusi dan mengurus perizinan maka saya rasa karaoke-karaoke itu bisa menjadi karaoke syariah yang mendukung pariwisata di tempat ini," ujar Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Sunan Kuning, Jumat (18/10/2019).
Baca juga: Lokalisasi Sunan Kuning Semarang Resmi Ditutup
"Pendapatanya kecil tidak apa, karena mulai dari nol yang penting halal. Tapi kalau dikerjakan dengan tulus ikhlas, kerja keras Insya Allah akan menjadi besar," jelas Hendi.
Delapan hari sebelum penutupan, tepatnya Kamis (10/10/2019), 448 wanita pekerja sesksual berkumpul di aula Resosialisasi Argorejo, Semarang.
Mereka menunggu pemberian tali asih yang dijanjikan Pemerintah Kota Semarang.
Baca juga: Pengakuan Pekerja Lokalisasi Sunan Kuning Sebelum Penutupan
Tali asih diberikan sebagai bekal mereka akan dipulangkan ke kampung halaman karena lokalisasi Sunan Kuning akan ditutup pada 18 Oktober.