BAUBAU, KOMPAS.com – Panasnya terik matahari, tidak menyurutkan niat seribu pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Baubau melakukan tarian kolosal dan karnaval tenun di Lapangan Lembah Hijau, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Pertunjukan tarian kolosal dan karnaval tenun ini merupakan bagian dari karnaval budaya Festival Keraton Kesultanan Buton.
I Gusti Ngurah Putra, Tenaga Ahli Sekretaris Bidang Komunikasi Publik, Kementrian Pariwisata, yang berada di Kota Baubau, Kamis (17/10/2019), mengatakan, Festival Keraton Kesultanan Buton ini sudah masuk dari salah satu 100 kalender event nasional .
“Kami di Kementrian memilih kalender iven di daerah melalui kurasi ahli sesuai bidangnya. Kami mempunyai kurator untuk menyeleksi kegiatan-kegiatan. Tentunya banyak aspek yang dinilai,” kata I Gusti Ngurah Putra.
Baca juga: Kande Tompa, Tradisi Mencari Jodoh Masyarakat Buton Setelah Lebaran
Ia mengaku baru pertama kali Festival Keraton Kesultanan Buton dan kagum dengan kekompakan para penari.
“Ini baru pertama kali saya melihat, dirigen cukup terampil menggerakan potensi penari yang ada. Dukungan masyarakat, anak –anak sekolah ini tentunya partisipasi berdasarkan kesadaran,” ujarnya.
Dalam festival tersebut, para pelajar ini menampilkan berbagai tarian kolosal seperti tarian ponare yang menggunakan tombak dan tameng.
Selain itu, terdapat juga tarian bhone to bungke yang mengisahkan tentang perjalanan Raja Mulae, Raja ke 5 Kesultanan Buton.
Lalu terdapat pula drama kolosal tentang Raja Mulae yang berhasil menumpas agresi Kerajaan Tobelo yang dipimpin oleh La Bolontio.
Baca juga: Tradisi Kambua-kambua, Melantunkan Syair Kuno Buton di Pertengahan Ramadhan