Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2019, 06:27 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi


UNGARAN, KOMPAS.com - Berawal dari 1904, saat seorang warga Belanda bernama Grass Valk berniat mendirikan panti asuhan di daerah Sumowono, Kabupaten Semarang. Tapi dia melihat ada potensi perkebunan di Sumowono yang bisa dikembangkan, kopi.

Menurut Bambang Suprianto, dari Omahkopi Candisongo, Grass Valk lalu kembali ke Belanda untuk belajar dan melakukan penelitian tentang kopi.

"Dia berpikir dari hasil kopi ini bisa membiayai panti asuhan. Grass Valk pun membangun pabrik di Gambangwaluh yang hingga saat ini sisa-sisa pabriknya masih ada," kata Bambang di sela acara Sumowono Ngopi Bareng di halaman Kantor Kecamatan Sumowono, Kamis (17/10/2019). Saat itu, kopi yang dikembangkan jenis kopi nangka atau liberika.


Baca juga: Benarkah Kopi Liberika Bisa Jadi Obat Perut dan Asam Urat?

Kopi pun menjadi komoditas andalan Sumowono. Perkebunan ada di daerah Gambangwaluh, Pledokan, Candigaron, dan Duren.

Menurut Bambang, khusus wilayah Duren, kopinya sangat khas karena tumbuh di daerah cekung dan mendapat panas matahari secara penuh.

Namun setelah 1987, kopi Sumowono mulai meredup. Penyebabnya, petani beralih menanam sayuran.

"Masih ada yang menanam kopi, tapi tak lagi sebergairah sebelumnya. Saat itu sayur menjadi pilihan utama," paparnya.

Bambang mengatakan, kopi Sumowono jenis robusta memiliki keunikan sendiri. Karenanya, pada 2011 dia mendirikan Omahkopi Candisongo sebagai pusat diskusi kelompok tani khusus kopi.

Saat ini, sudah ada tujuh gapoktan yang intens menanam kopi. Dia optimistis kopi Sumowono akan kembali dikenal masyarakat luas.

"Bahkan beberapa waktu belakangan ini ada tamu dari Australia, Belanda, Afrika Selatan, Jerman, dan Amerika Serikat yang meneliti kopi Sumowono," jelasnya.

Baca juga: Di Balik Segelas Kopi Susu yang Terinspirasi Keahlian Barista

Saat ini, kopi Sumowono olaham asalan dihargai Rp 21 ribu per kilogram.

"Kami mencoba inovasi dengan mengolah robusta wine dengan metode fermentasi," jelasnya.

Meski begitu, lanjutnya, primadona kopi Sumowono adalah kopi wulung yang harganya mencapai Rp 5 juta per kilogram.

Mahalnya harga kopi ini karena langka, dalam setiap panen maksimal hanya menghasilkan tiga kilogram.

Sementara, Suharnoto, Camat Sumowono, menyatakan mendukung petani untuk kembali mengangkat potensi kopi Sumowono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com