Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gubernur Maluku Nyatakan Perang ke Menteri Susi dan Sampaikan Ancaman di Depan Menkes

Kompas.com - 17/10/2019, 06:45 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Maluku Murad Ismail beberapa kali menyampaikan pernyataan perang.

Hal itu disampaikan Murad ketika menilai ada pihak-pihak yang merugikan warga Maluku. 

Baca juga: 7 Fakta Baru Gubernur Maluku Nyatakan Perang ke Menteri Susi, Belum Dapat Persetujuan hingga Kirim Utusan

Pernyataan perang pertama disampaikan ke Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Sedangkan pernyataan perang kedua disampaikan di depan Menteri Kesehatan Nila Juwita Moeloek.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat kunjungan ke Danau Toba, Sumatera Utara Dok Kementerian Kelautan dan Perikanan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat kunjungan ke Danau Toba, Sumatera Utara
Pernyataan perang ke Menteri Susi

Pernyataan perang ke Menteri Susi disampaikan Murad saat menyampaikan sambutannya dalam acara pengambilan sumpah dan pelantikan Penjabat Sekda Maluku di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Senin (2/9/2019).

"Ini supaya kalian semua tahu. Kita perang,”tegas Murad.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pernyataan itu.

Pertama, Murad menilai Susi telah menghalangi upaya penetapan Provinsi Maluku menjadi provinsi Lumbung Ikan Nasional (LIN).

Menurut Murad, draf Peraturan Presiden (perpres) tentang LIN semestinya sudah sampai ke meja Presiden Jokowi sejak dua tahun lalu.

Namun, hingga kini pihaknya belum juga mendapat paraf atau persetujuan dari Menteri Susi. Padahal LIN sudah masuk dalam Renstra KKP tahun 2015-2019. 

Hal lain, kebijakan yang merugikan Maluku seperti adanya sistem dana bagi hasil (DBH).

Ini dinilai tidak adil bagi Maluku yang merupakan daerah penghasil.

Merespons pernyataan itu, Susi langsung mengirim utusan menemui Murad.

Dalam pertemuan itu, disepakati beberapa poin, salah satunya meminta pemerintah pusat segera merealisasi janji-janjinya kepada masyarakat Maluku, terkait Maluku dijadikan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN) baik dalam bentuk regulasi maupun program kebijakan,

Setelah pertemuan itu, Murad menyampaikan bahwa pernyataan perang itu hanya main-main.

Gubernur Maluku Murad Ismail saat memberikan sambutan dalam acara pengresmian nama dr Johanes Leimena sebagai nama rumah sakit umum pusat (RSUP) Ambon di rumah sakit tersebut, Rabu (16/10/2019).KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Gubernur Maluku Murad Ismail saat memberikan sambutan dalam acara pengresmian nama dr Johanes Leimena sebagai nama rumah sakit umum pusat (RSUP) Ambon di rumah sakit tersebut, Rabu (16/10/2019).

Pernyataan perang di depan Menteri Kesehatan

Murad Ismail kembali mengeluarkan pernyataan bernada ancaman dengan menyebut siap mengangkat bendera perang.

Kali ini di hadapan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Namun, pernyataan itu bukan ditujukan ke Nila, melainkan bagi siapa saja yang tidak berpihak pada warga Maluku.

“Bagi siapa saja yang tidak berpihak kepada Maluku, sedangkan kekayaan alam dikeruk lalu dibawa keluar Maluku, itu adalah menentang saya,” kata Murad saat memberikan sambutan dalam acara peresmian nama rumah sakit umum pusat (RSUP) Ambon, dr Johanes Leimena di kawasan Wailela, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu (16/10/2019).

Baca juga: Gubernur Maluku Kembali Nyatakan Perang, Kali Ini di Hadapan Menteri Kesehatan

Murad tidak menyebut secara jelas siapa pihak yang kerap mengeruk kekayaan alam Maluku.

Namun, dia mengatakan mereka yang kerap mengeruk kekayaan alam Maluku hanya mementingkan pribadi sehingga harus dilawan.

“Dan, saya angkat bendera perang untuk mereka semua yang cuma mementingkan diri mereka sendiri dan tidak peduli dengan keadaan yang kita rasakan selama ini,” ujar Murad.

(Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor Abba Gabrillin, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com