Sementara itu, Titus Kagoya menceritakan saat kejadian dirinya bersama para pemuda memutup akses jalan masuk ke Kampung Mawampi, Distrik Wesaput.
"Bersama para pemuda Saya menutup jalan masuk kampung, dengan menebang pohon. Kita robohkan di tengah jalan agar tidak ada orang luar yang bisa masuk," ucapnya.
Titus Kagoya dibantu sang adik, lalu meminta warga pendatang untuk segera masuk dan mencari tempat persembunyian. Bahkan Titus menjadikan rumahnya menjadi tempat persembunyian bagi warga pendatang.
Ada sekitar 80 orang lanjutnya yang bersembunyi didalam rumahnya. Mereka ada yang dari Toraja, Madura, dan Jawa.
"Saya bersama pemuda berjaga diluar agar tidak ada yang masuk ke kampung," tegasnya.
Baca juga: Pengungsi Wamena: Kalau Lihat Api dan Pedang, Sekarang Jadi Takut
Pegawai Negeri Sipil Pemda Kabupaten Tolikara ini mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang diberikan.
Ia berharap kerusuhan yang terjadi di Wamena tidak terulang kembali. Semua di papua ingin damai, baik warga lokal dan pendatang sama.
"Semua Kitorang Papua mereka dilahirkan dan dibesarkan di Papua dengan bingkai Indonesia, Kitorang saling rukun berdampingan dan menghargai," katanya.
"Sebagian besar warga pendatang sudah seperti saudara sendiri, saat ada masyarakat lokal yang tertimpa musibah, mereka menyumbang sesuatu."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.