Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panik Dengar Dana Nasabah BNI Dibobol, Warga Serbu ATM

Kompas.com - 16/10/2019, 19:18 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Khairina

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com-Warga di Kota Ambon menyerbu sejumlah mesin ansuran tunai mandiri (ATM) milik Bank Negara Indonesia (BNI) setelah mereka mengetahui dana ratusan miliar simpanan nasabah di bank tersebut telah dibobol.

Warga yang panik setelah mengetahui adanya informasi kalau dana nasabah BNI telah dibobol ramai-ramai mendatangi sejumlah mesin ATM untuk mengecek saldo dan menarik uangnya karena takut uang mereka telah ikut dicuri.

Pantauan Kompas.com, di ATM yang ada di kantor BNI Cabang Ambon di Jalan Said Perintah, Rabu (16/10/2019) sore, tampak puluhan warga mengantre untuk menarik uang simpananya dari ATM tersebut.

“Saya panik setelah tahu informasi itu, makanya saya datang langsung ke ATM untuk cek saldo dan tarik uang lewat ATM,” kata Sani, salah seorang nasabah, kepada Kompas.com di ATM BNI kantor cabang Ambon, Rabu.

Baca juga: Ratusan Miliar Dana Nasabah di BNI Ambon Diduga Dibobol

Sani menyebut, ia harus menunggu beberapa lama untuk bisa mengecek saldo dan menarik uang dari tabungannya itu karena banyak orang yang ikut mengantre.

”Biasanya longgar di sini, tapi hari ini banyak yang antre, mungkin mereka juga sudah tahu informasi itu,”ujarnya.

Sam Usman, nasabah lain, mengatakan, dia sengaja datang ke ATM BNI di kawasan itu untuk memastikan apakah simpanannya aman ataukah telah raib.

Dia mengaku, informasi jika uang nasabah BNI senilai ratusan miliar telah dibobol membuatnya panik hingga harus buru-buru mengecek saldonya melalui ATM.

”Panik saya waktu dengar itu, tapi alhamdulillah pas cek tadi saldonya aman,” katanya.

Baca juga: Jadi Pelaku Skimming Nasabah Bank BNI, 2 WN Rumania Ditangkap

Selain ATM BNI di kantor cabang Ambon, sejumlah antrean nasabah juga terlihat di beberapa ATM lainnya seperti BNI kawasan Waihaong dan Batu Merah.

Diberitakan sebelumnya, dana nasabah senilai lebih dari Rp 100 miliar di BNI Cabang Ambon dilaporkan dibobol.

Kasus tersebut secara resmi telah dilaporkan ke Polda Maluku dan kini telah ditangani penyidik Direktorat Kriminal Khusus (Krimsus) Polda Maluku.

Dari informasi yang diperoleh Kompas.com, jumlah uang milik nasabah yang dibobol mencapai Rp 124 miliar yang bersumber dari tabungan nasabah, cek, dan juga deposito salah satu pengusaha yang menyimpan uangnya di bank tersebut.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat membenarkan jika kasus itu telah dilaporkan ke Polda Maluku. Saat ini, kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan. 

Klarifikasi BNI

Sementara itu, BNI menyangkal pemberitaan yang telah menyebutkan terjadinya kerugian hingga mencapai ratusan miliar rupiah.

Pemimpin BNI Wilayah Makassar Faizal Arief Setiawan menjelaskan, kasus tersebut justru terungkap setelah BNI melaporkan hasil pemeriksaan sementara internalnya pada pihak Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, sebagai tindakan untuk meminimalkan dampak yang dapat terjadi.

Menurut dia, dampaknya tidak sebesar angka yang disampaikan dalam pemberitaan media beberapa hari terakhir ini.

Faizal menuturkan, hasil investigasi mengidentifikasi kondisi yang tidak wajar, yaitu terdapat dugaan adanya sindikat yang menawarkan investasi yang tidak wajar.

“Berdasarkan hasil temuan audit internal, BNI menemukan adanya kejanggalan transaksi tersebut dan mengambil tindakan segera dengan melaporkan kejadian ini kepada pihak Polda Maluku dan PPATK untuk mengungkap dan menuntaskan kasusnya,” ujarnya.

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com