Geledah 2 Rumah Terduga Teroris di Sukoharjo, Densus 88 Amankan Buku Jihad

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali menggeledah rumah terduga teroris di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (16/10/2019).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, penggeledahan dilakukan di dua lokasi. Pertama, di rumah milik terduga teroris AS (35) di Gang Murai Nomor 15 RT 002 RW 022, Waringinrejo, Cemani, Grogol.

Dari rumah AS, polisi mengamankan sejumlah buku tentang jihad, ajaran terorisme, dan pamflet ajaran serupa.

Penggeledahan dilanjutkan di rumah KH (44) Gang Manggis, RT 002 RW 015, Cemani, Grogol.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Satu Terduga Teroris di Malang

Polisi juga mengamankan pamflet tentang ajaran teroris dan buku tentang pengajaran perang terhadap thoghut.

Selama penggeledahan, dua lokasi itu turut dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari polsek dan Polres Sukoharjo.

Kepala Desa Cemani Hadi Indriyanto mengatakan, dirinya diminta oleh kepolisian untuk ikut menyaksikan penggeledahan. Kedua terduga tersebut ditangkap pada Senin (15/10/2019).

"Penggeledahan ini hasil pengembangan. Meraka (terduga) telah ditangkap kemarin (Senin)," kata Hadi, saat ditemui seusai menyaksikan penggeledahan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu.

Hadi menyampaikan, KH merupakan warga Semanggi, Solo. Sejak menikah, KH tinggal di rumah mertuanya Gang Manggis, Cemani, Sukoharjo.

Selama tinggal di rumah mertua, kata dia, KH merupakan sosok tertutup. Setiap kali diundang dalam acara bersama warga, dia tidak pernah datang menghadiri acara itu.

"Di sini (Cemani) ikut sama mertuanya dan belum lama tinggal di sini. Pekerjaan KH buruh kasar," ungkap dia.

Baca juga: Densus 88 Geledah Indekos Terduga Teroris AK di Sukoharjo

AS, diketahui sebagai penyandang disabilitas, juga belum lama tinggal di Gang Murai Cemani. AS tinggal di rumah temannya.

"Pekerjaannya tidak jelas. Dia (AS) tinggal di rumah temannya di situ," ujar dia.

Sementara Kabag Ops Polres Sukoharjo Kompol Teguh mengatakan, ada dua lokasi yang digeledah Densus 88. Pihaknya, mengatakan hanya diminta membantu mengamankan penggeledahan.

"Kami hanya membantu mengamankan jalannya penggeledahan. Ada 50 personel yang kita terjunkan ke lokasi," kata Teguh.