Salah satu personel Tim Densus 88 Antiteror yang menolak namanya dipublikasikan kepada pewarta mengatakan, dari penggeledahan itu, pihaknya menyita sejumlah barang bukti yakni bubuk sulfur seberat 1,5 kilogram dan butiran bubuk supernova.
“Bubuk supernova digunakan untuk pembuatan petasan. Kami juga menyita bubuk warna putih yang belum diketahui namanya seberat 2 kilogram,” katanya saat ditemui di lokasi penggeledahan.
Selain menyita bubuk sulfur dan butiran bubuk supernova, Densus 88 juga menyita beberapa detonator lampu LED dan lima unit ponsel yang telah dirakit untuk pemicu bahan peledak.
“Kalau secara detilnya saya kurang paham. Sekarang bahan-bahan yang diduga bahan peledak tersebut sudah dibawa tim penjinak bom untuk diperiksa lebih lanjut,” kata anggota Tim Densus 88 Antiteror itu.
Baca juga: Densus 88 Temukan Bahan Pembuat Bom di Rumah Nenek Terduga Teroris
Lurah Way Halim, Hartanto memastikan nenek Nusrhasanah yang rumahnya digeledah Tim Densus 88 Antiteror tidak terlibat aktivitas terorisme.
Bahan material yang diamankan Densus 88 diduga untuk pembuat bom adalah milik cucu tirinya.
“R ini adalah cucu tiri Ibu Nurhasanah. Bahan peledak itu milik temannya R, (bahan peledak) dititip oleh R di rumah Ibu Nurhasanah,” katanya, Selasa.
Baca juga: Lurah Way Halim: Nenek Nurhasanah Tidak Terlibat Terorisme
Masih dikatakan Hartanto, dari Nenek Nurhasanah diketahui bahwa R memang tidak tinggal di rumah itu dan hanya sesekali saja datang berkunjung.
“Selama ini anak yang membawa barang tersebut (R) kadang datang kadang tidak," kata Hartanto.
"Jadi temannya R hanya menitipkan barang dan neneknya enggak tahu apa-apa. Ternyata bom.” sambungnya.
Baca juga: Densus 88 Tangkap 4 Terduga Teroris di Bandar Lampung
Ketua RT setempat, Yusrizal mengatakan, terduga teroris R tidak tercatat sebagai penghuni rumah itu.
Selama ini Nurhasanah tinggal bersama dua cucunya yang masih bujang.