MEDAN, KOMPAS.com - Meninggalnya koordinator kuasa hukum Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara (Walhi Sumut), Golfrid Siregar masih menyisakan misteri.
Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan mengatakan, sepanjang pengungkapan kasus kematian Golfrid pihaknya mengapresiasi kerja kepolisian.
Namun, ada beberapa hal yang menurutnya masih harus dilakukan.
Pertama, hingga hari ini pihak keluarga belum menerima hasil visum dan otopsi dari kepolisian.
Baca juga: Menelusuri Kematian Janggal Golfrid Siregar Sang Ativis
Sehingga, menurutnya, dalam hal ini sama-sama belum dapat membuat analisis.
"Yang kemarin itu hanya analisis sementara oleh Polda, bahwa ada fakta-fakta yang ditemukan," katanya kepada wartawan saat konferensi pers di Medan, Selasa (15/10/2019)
Kedua, Polda terlalu cepat menyimpulkan bahwa korban mengalami kecelakaan tunggal (laka tunggal).
Sementara saksi-saksi yang diperiksa adalah saksi yang melihat korban terkapar. Bukan sebelum kejadian.
Baca juga: Soal Kematian Aktivis Walhi Golfrid Siregar, Keterangan Polisi Dinilai Rancu
Ketiga, penyelidikan polisi masih konsentrasi pada pasca kejadian bahwa ada yang tergeletak di underpass.
Sedangkan rangkaian kejadian mulai dari keluar dari Jalan Bajak hingga ke TKP di Underpass Titi Kuning, menurutnya masih kabur.
"Sebelumnya, dari jam sebelas (malam) di rumah bapak udanya, sampai ke TKP, belum ada cerita yang bisa dianalisis bersama," katanya.
Baca juga: Kuasa Hukum Walhi Tewas karena Kecelakaan Tunggal, Ini Penjelasan Polisi
Polda, kata dia, baru hanya menyampaikan fakta-fakta saja. Dengan demikian, menurutnya masih menimbulkan pertanyaan.
Menurutnya, rekaman CCTV dari Jalan Bajak hingga ke Underpass belum ada dibuka kepolisian.
Semestinya, lanjut dia, demi transparansi meskipun gambar rekaman kabur atau tidak sampai ke jalan, sebaiknya disampaikan ke publik.
Polisi dalam jumpa pers kasus kematian Golfrid pada Jumat (11/10) menurut Walhi hanya sekadar menyampaikan potongan fakta.
Ridho Rejeki Pandiangan, dari DPC Peradi Medan dalam mengungkap kasus ini, pihaknya dilibatkan.
"Bagaimana bisa bersama-sama dalam proses mengungkap fakta, kita dilibatkan juga," katanya.
Pihaknya berharap kepolisian tidak hanya mencari rekaman CCTV melainkan mengecek apakah ada di handphone korban ditemukan komunikasi yang bersifat negatif yang bisa menjadi petunjuk.
"Dari pihak keluarga pun sampai sekarang juga belum mendapatkan hasil visum atau autopsi. Kita masih menunggu," katanya.
Baca juga: Usut Kematian Kuasa Hukum Walhi Sumut, Kapolda Bentuk Tim Khusus
Menurut Agus, dalam pengungkapan kasus Golfrid, Polda Sumut telah membentuk tim khusus dari Direktorat Reserse Kriminal Umum, Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut, Polrestabes Medan dan Polsek Deli Tua.
"Itu penanganan dari Reksrim, Lantas Labfor sudah dilakukan. Ini seperti puzzle. Dugaan sudah sementara , dugaan keras karena lakatunggal," katanya.
Polisi sudah menangkap tiga orang pelaku, yakni Kempes, Feri dan Wandes, yang diduga mencuri barang-barang milik korban.
Baca juga: Polisi Tunggu Hasil Otopsi Jenazah Aktivis Walhi
Labfor Medan juga mengungkap adanya cairan alkohol di lambung Golfrid.
Sementara itu, Kasatlantas Polrestabes Medan, AKBP JUliani Prihartini menyebut sepertinya ada benturan sepeda motor yang sisi sebelah kanan menghantam trotoar.
Sehingga, mengakibatkan korban tidak stabil dan jatuh karena kendaraan di sebelah kiri tidak ada tanda-tanda benturan ataupun gesekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.