TEGAL, KOMPAS.com - Lebih dari 150 ekor unggas milik warga di Kota Tegal, Jawa Tengah dalam sepekan ini dilaporkan mati mendadak.
Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian, dan Pangan (DKPPP) Kota Tegal, yang menerima laporan menyatakan unggas mati karena terjangkit flu burung.
Kepala Bidang Peternakan DKPPP Heru Prasetya, mengungkapkan, setelah tim melakukan survey lapangan dan melakukan pemeriksaan terhadap hewan yang mati, dinyatakan positif karena terserang flu burung.
Jumlahnya mencapai lebih dari 150 di sejumlah kecamatan di Kota Tegal.
"Setelah melakukan pemeriksaan di antaranya menggunakan rapid tes, hasilnya positif flu burung," kata Heru, saat dihubungi Rabu (16/10/2019).
Baca juga: Cegah Masuknya Flu Burung, Love Bird dan Ayam Filipina Dimusnahkan
Selanjutnya, kata Heru, Tim Unit Reaksi Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (URC PHMS) DKPPP yang menerima laporan itu, terakhir melakukan pemusnahan di Kelurahan Keturen, Kecamatan Tegal Selatan, Selasa (15/10/2019).
“Kemarin 19 ekor ayam kita bakar di Kelurahan Keturen, Kecamatan Tegal Selatan. Di bakar juga sebagai langkah antisipasi agar jangan sampai menyebar ke yang lainnnya,” ungkap Heru.
Sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir, pihaknya menerima sejumlah laporan.
Dimulai dari warga Jalan Poso Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, kalkun milik Junaidi yang berjumlah 60 ekor sakit dan 8 di antaranya mati mendadak dalam tiga hari.
Laporan selanjutnya datang masih dari tetangga Junaidi, yakni Samah yang kehilangan 16 ekor ayam yang juga mati mendadak.
Kemudian, laporan dari Kelurahan Debong Lor, Tegal Barat. Seorang warga bernama Mudasir melaporkan 20 ayam kampung miliknya mati mendadak.
Kemudian unggas milik Nanik Mardianti warga Kelurahan Keturen, Tegal Selatan, juga melaporkan bahwa ayam petelur sebanyak 10 ekor juga mati dalam tiga hari.
Baca juga: Seorang Warga Diduga Meninggal Akibat Virus Flu Burung
Di antaranya dengan mengisolasi unggas yang sakit dengan memberi obat dan vitamin.
Kemudian penyemprotan terhadap kandang dan lingkungan sekitar kandang. Kemudian lalu lintas manusia juga harus dibatasi serta diingatkan agar tidak sembarang keluar masuk kandang.
“Kami juga memberikan peringatan untuk waspada akan bahaya penyakit ini. Pengawasan secara intensif terhadap flu burung minimal 14 hari,” pungkas Heru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.